JAKARTA – KawanuaPost.com – Banyak pihak mengeluhkan pertemuan yang dilakukan Ketua DPR RI Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon dengan bakal calon Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, di New York, beberapa waktu lalu.
Juru Bicara Pimpinan DPR RI Nurul Arifin mengatakan, pertemuan tersebut dilakukan hanya untuk membangun jaringan bisnis yang lebih besar di Indonesia. Karena itu, kabar bahwa pertemuan tersebut sebagai salah satu bentuk dukungan adalah tidak benar.
“Bertemu Donald Trump dalam rangka silaturahmi dan membangun networking dalam rangka memperkuat investasi Trump di Indonesia. Bukan sebagai bentuk dukungan politik,” ujar Nurul dalam siaran persnya, Senin (7/9/2015).
Politikus Partai Golkar ini juga mengungkapkan pertemuan pimpinan DPR RI dengan Trump terlalu dibesar-besarkan oleh beberapa pihak. Dia melihat upaya dibesar-besarkannya pertemuan tersebut hanya untuk menutupi isu-isu stabilitas ekonomi.
“Usaha memelintir pertemuan dengan Trump ini adalah bagian dari usaha pengalihan isu dari pihak-pihak tertentu. Di saat rupiah melemah, harga-harga naik, pengangguran bertambah, isu ini diolah untuk alihkan isu substansial,” katanya.
Sebelumnya, sejumlah anggota DPR RI berniat melaporkan para pimpinannya ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) lantaran telah bertemu dengan Trump di AS, salah satunya adalah anggota Komisi II DPR RI Adian Napitupulu.
Adian menyatakan kecewa terhadap pimpinan DPR RI. Alasannya, pimpinan telah bertindak tak etis, tak sensitif, menyalahgunakan anggaran negara, hingga melanggar UUD 1945, serta dituding sebagai bentuk dukungan politik.
EDITOR : HERMAN. M.