MANADO, Kawanuapost.com – Hari ini, Senin (4/8), warga Muslim Sulut merayakan Hari Lebaran Ketupat. Di Manado Utara, warga tidak khawatir lagi menggelar perayaan tersebut, karena pihak kepolisian bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat memberi jaminan bahwa kondisi keamanan tetap kondusif dan rasa takut dengan adanya konflik ‘panah wayer’ tidak perlu ada pada warga, terlebih bagi para tamu yang datang dari luar Manado.
“Kalau saudara-saudara mau merayakan hari ketupat dengan lancar dan baik, maka semuanya diletakkan pada tanggungjawab dan kesadaran saudara-saudara. Keamanan itu tanggungjawab kita bersama. Silahkan rayakan hari ketupat, tetapi tolong kita jaga bersama kondisi keamanan di masyarakat,” tandas Kapolda Brig Jend Pol Palmer Sinaga menjawab permintaan salah satu warga terkait pelaksanaan hari ketupat, saat digelar dialog sepakat damai di Kecamatan Singkil, Jumat (01/8) lalu.
Pernyataan Kapolda Sinaga tersebut disambut antusias warga. “Kami siap pak Kapolda,” teriak warga.
Hal tersebut memang diutarakan warga, karena warga khawatir dengan kondisi keamanan. Sebelumnya, diinformasikan bahwa perayaan hari ketupat tidak digelar secara besar-besaran, mengingat kurang kondusifnya keamanan di masyarakat, apalagi terkait konflik ‘panah wayer’.
“Sekarang , torang so nda khawatir lagi soal panah wayer. Dan semoga perayaan hari ketupat, bisa berjalan lancar dan aman,” ucap Fatma, IRT asal Kelurahan Cereme yang sementara menyiapkan bahan baku untuk keperluan hari ketupat, Minggu (03/8).
Sementara, Johan, warga Sindulang kecamatan Tuminting yang ditemui Kawanuapost.com, Minggu (03/8) kemarin, menuturkan, pihak kepolisian terus melakukan razia panah wayer dan sajam di sejumlah titik rawan seperti di kampung Sinderela, Sindulang (lumba-lumba) dan kampung Sanger. Bahkan dari razia tersebut, pihak kepolisian berhasil menemukan panah wayer dan sajam.
“Semalam (malam minggu), polisi merazia tiga wilayah seperti Sinderela, Lumba-lumba dan kampung sanger. Ada panah wayer yang didapat polisi. Tapi ini bagus karena polisi mulai laksanakan hasil kesepakatan damai yang dibuat warga yang berkonflik lalu dengan melakukan penyisiran dan menyita panah wayer yang disimpan warga,” ungkap Johan sambil berharap pihak kepolisian tetap terus melakukan razia panah wayer.
Rudy Kovia, tokoh mayarakat Kelurahan Maasing kecamatan Tuminting juga berharap agar warga tetap merayakan hari ketupat dengan hati tenang. “Jangan terprovokasi dengan isu yang tidak benar. Keamanan menjadi tugas dan tanggungjawab setiap warga Manado. Mari kita tunjukkan bahwa Manado ini aman. Mereka yang terlibat dalam konflik panah wayer adalah orang-orang yang tidak cinta dan tidak suka Manado ini aman. Kita beri dukungan kepada polisi untuk menjerat pelaku dengan hukum yang berlaku,” ungkap Kovia. (ferry)