JAKARTA , Kawanuapost.com – Selepas turun dari jabatan presiden, Susilo Bambang Yudhoyono diminta menjadi pimpinan organisasi non-pemerintahan internasional Global Green Growth Institute (GGGI) periode 2014 – 2016.
SBY diminta menggantikan posisi Mantan Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen yang akan segera turun dari jabatan Ketua Dewan GGGI.
Selasa (9/9/2014) SBY menerima kunjungan Direktur Jenderal GGGI Yvo de Boer dan delegasi di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
Dalam pertemuan tersebut, SBY menyatakan kesanggupannya untuk menjadi Ketua Dewan organisasi internasional yang berkantor pusat di Seoul, Korea Selatan, tersebut.
“Bapak sudah menerima nominasi itu. Di pertemuan tadi dibahas beberapa persiapan yang akan dilakukan ke depan terutama tentang presiden memasuki jabatan tadi,” ujar Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Luar Negeri Teuku Faizasyah.
Saat ini, ujarnya, SBY masih menjadi nominasi. Pengumuman resmi akan dilakukan pada bulan ini juga di New York, AS.
“Akan ada pengumuman resmi di New York. Kemudian pak Presiden bisa melakukan kunjungan awal ke Seoul pada pertengahan November,” ujarnya.
Faiz memaparkan pertemuan antara perwakilan GGGI dengan SBY juga membahas tentang agenda pembangunan lingkungan yang telah dijalankan SBY.
“Ada empat strategi pembangunan Presiden SBY dan apa yang dilakukan selama ini terkait ekonomi dan masalah lingkungan,” katanya.
Menurut Faiz, jika menjadi Ketua Dewan GGGI, SBY tidak diwajibkan berkantor di Seoul. Namun demikian, sebagai salah satu pimpinan tertinggi, ia diharapkan memimpin sidang yang akan digelar beberapa kali dalam setahun, sekaligus memperkenalkan misi dan mencari dukungan internasional.
De Boer membenarkan pernyataan Faiz. Menurut dia, setelah menjadi Presiden GGGI, SBY tidak perlu tinggal di Seoul dan bebas memilih untuk tinggal di tempat manapun.
“Namun selama beberapa pekan setiap tahun ia harus memimpin organisasi ini untuk berhubungan dengan pemimpin-pemimpin lainnya.”
Menurut dia, alasan pemilihan SBY sebagai calon pemimpin tertinggi GGGI tidak terlepas dari pengalaman Presiden ke-6 RI tersebut terkait perkembangan perekonomian dan persoalan lingkungan.
“Saya tidak bisa membayangkan pemimpin lain yang bisa memimpin sebaik SBY. Saya senang Presiden menerima nominasi ini,” ujar De Boer.
Dia menyebutkan SBY diminta untuk menjadi Ketua Dewan GGGI selama periode 2 tahun. “Pemilihan formal akan digelar pada 13 November di Seoul.”
Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengatakan selain GGGI, sejumlah lembaga internasional lain pun telah memberikan tawaran kepada SBY jika orang nomor satu di dalam Negeri tersebut pensiun dari jabatan Presiden RI.(bc)
Namun demikian, ia enggan merinci lebih jelas.