BITUNG, Kawanuapost.com – Pemerintah Kota Bitung terus mengimbau masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dalam beraktivitas agar terhindar dari Covid-19.
Selain imbauan, kini Walikota Maximiliaan Jonas Lomban melakukan terobosan baru dengan menggandeng Kementerian Pertanian (Kementan) RI menghadirkan inovasi penangkal virus Corona berbahan dasar antivirus berbasis eucalyptus, salah satunya berbentuk kalung. Antivirus ini diklaim ampuh membunuh virus corona.
“Kalung ini jika dihirup aroma yang dikeluarkan, bisa menangkal virus di sekitar yang berusaha akan masuk kedalam tubuh kita,” kata Walikota Lomban usai menerima kunjungan Balai Pengkajian Tanaman Pangan (BPTP) unit teknis Kementerian Pertanian, Senin (13/07/2020).
Orang Nomor Satu di Kota Bitung ini menambahkan, pihaknya telah memesan kalung Eucalyptus dalam jumlah cukup besar untuk dibagikan agar warga Bitung terlindung dari Covid-19.
“Saya sudah pesan. Apabila sudah produksi dalam jumlah banyak pada Agustus nanti (oleh Kementan), kita pesan agar boleh dibagikan ke masyarakat Bitung,” kata Walikota Lomban.
Diketahui awal pekan Juli 2020, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementan membeberkan sejumlah keunggulan antivirus berbahan tanaman Eucalyptus ini.
Kepala Badan Litbang Pertanian Kementan Fadjry Djufry menjelaskan, penemuan antivirus ini sebagai salah satu upaya pemerintah dalam mencari obat untuk mencegah dan menangani virus corona penyebab Covid-19 yang masih mewabah di Indonesia.
“Ini bukan obat oral, ini bukan vaksin, tapi kita sudah lakukan uji efektivitas, secara laboratorium secara ilmiah kita bisa buktikan,” katanya dalam keterangan tertulis, seperti dilansir dari Kompas. com, Sabtu (4/7/2020).
Menurut dia, eucalyptus selama ini dikenal mampu bekerja melegakan saluran pernapasan, menghilangkan lendir, pengusir serangga, disinfektan luka, penghilang nyeri, mengurangi mual, dan mencegah penyakit mulut.
“Minyak eucalyptus ini juga sudah turun menurun digunakan orang dan sampai sekarang tidak ada masalah, sudah puluhan tahun lalu orang mengenal eucalyptus atau minyak kayu putih, meskipun berbeda sebenarnya, tetapi masih satu famili hanya beda genus di taksonomi,” jelas dia.
Menurut Fadjry, minyak atsiri eucalyptus citridora bisa menjadi antivirus terhadap virus avian influenza (flu burung) subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus. Penemuan tersebut disimpulkan melalui uji molecular docking dan uji in vitro di Laboratorium Balitbangtan yang telah mengantongi sertifikat level keselamatan biologi atau biosavety level 3 (BSL 3) milik Balai Besar Penelitian Veteriner.
Virologi Kementan pun sudah melakukan penelitan sejak 10 tahun lalu dan tak asing dalam menguji golongan virus corona seperti influenza, beta corona, dan gamma corona.
“Setelah kita uji ternyata Eucalyptus sp. yang kita uji bisa membunuh 80-100 persen virus mulai dari avian influenza hingga virus corona. Setelah hasilnya kita lihat bagus, kita lanjutkan ke penggunaan nanoteknologi agar kualitas hasil produknya lebih bagus,” sebutnya.
Dalam berbagai studi disebutkan, obat ini hanya cukup 5-15 menit diinhalasi akan efektif bekerja sampai ke alveolus. Artinya dengan konsentrasi 1 persen saja sudah cukup membunuh virus 80-100 persen.
Bahan aktif utamanya, terdapat pada cineol-1,8 yang memiliki manfaat sebagai antimikroba dan antivirus melalui mekanisme M pro. M pro adalah main protease (3CLPro) dari virus corona yang menjadi target potensial dalam penghambatan replikasi virus corona.
Penelitian menunjukkan Eucalyptol ini berpotensi mengikat protein Mpro sehingga menghambat replikasi virus. Manfaat tersebut dapat terjadi karena 1,8 cineol dari eucalyptus disebut eucalyptol dapat berinteraksi dengan transient receptor potential ion chanel yang terletak di saluran pernapasan.
Produk antivirus ini pun sudah mendapatkan hak paten. Kementan juga menggandeng PT Eagle Indo Pharma untuk pengembangan dan produksinya. (Tim/*)