MANADO, Kawanuapost.com – Penyaluran bantuan sosial (Bansos) berupa pembagian uang tunai untuk warga Lanjut Usia (Lansia) di Kota Manado menjadi topik hangat pekan ini.
Banyak warga yang salah kaprah terkait penyaluran bansos Lansia ini. Ada yang menganggap, bantuan sosial ini merupakan program dari salah satu pasangan calon peserta Pilwako Manado, namun kenyataannya tidaklah demikian.
Indonesian Observer pun membuat survei terkait penyaluran bansos Lansia ini dan hasilnya hanya sekitar 3 persen memilih bantuan tersebut dari calon kepala daerah.
“Sedangkan 84 persen menganggap bantuan sosial Lansia itu dari pemerintah. Jadi sudah jelas, sebagian besar masyarakat kota Manado menganggap bantuan sosial Lansia adalah program pemerintah, bukan program dari salah satu Paslon peserta Pilwako,” jelas peneliti Indonesian Observer, Andre Mongdong kepada wartawan, Senin (09/11/2020).
Di sisi lain, survei tepat tidaknya penyaluran bansos Lansia itu, menurut Mongdong anggapan pemilih bervariasi.
Bahkan, 26 persen voters menganggap, penyaluran Bansos Lansia tidak tepat sasaran.
Peneliti Indonesian Observer mengungkapkan 31 persen warga menganggap bansos Lansia sangat tepat sasaran. Sedangkan 27 persen menyatakan cukup tepat sasaran bantuan itu.
“26 persen memilih kurang tepat sasaran dan 9 persen menyatakan tidak tepat sasaran sama sekali,” ucap Andre Mongdong sembari menjelaskan survei dilakukan pada 19-22 Oktober dengan teknik sampling multi stage random sampling (bertingkat dan acak), dengan populasi masyarakat pemilih di 11 kecamatan yang ada di Kota Manado sebanyak 328.357 jiwa (DPT Pemilu 2020), dan margin error 4,52 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara itu, Pemerintah Kota Manado pekan ini mulai menyalurkan bantuan sosial dana Lansia.
Dana Lansia tersebut merupakan salah satu program unggulan Walikota Vicky Lumentut dan Wakil Walikota Mor Dominus Bastiaan yang menghantarkan keduanya memenangkan Pilkada Manado 2016 lalu.
Vicky Lumentut dan Mor Bastiaan memimpin Kota Manado sejak Tahun 2016. Dan program dana Lansia ini mulai dilaksanakan pada Tahun 2018.
Sesuai yang dijanjikan dalam program ini, setiap warga Lansia akan mendapatkan 250 ribu rupiah perbulan yang akan diserahkan oleh pemerintah kota melalui pihak Bank.
Sayangnya, program itu belum terealisasi sebagaimana yang dijanjikan saat kampanye.
Hal itu dikarenakan, belum seluruhnya Lansia menerima dana bantuan sosial ini.
Ditambah, jumlah nominal yang diterima setiap Lansia, tidak sesuai dengan nominal yang dijanjikan.
“Baru 1 kali ada terima ini dana Lansia. Kalau nyanda salah, pertengahan tahun ini (2020). 500 ribu kita ada terima lalu,” kata Oma Yenny, warga Kairagi Dua.
“Lalu kita ada terima 500 ribu. Bulan Juli sto. Dengar-dengar torang yang so terima, nyanda mo terima ulang kata. Karena yang mo dapa skarang, itu dorang yang lalu belum trima,” tutur Oma Ros, warga Paniki Bawah.
Sementara itu, anggota DPRD Manado Jeane Sumilat mengapresiasi program dana Lansia tersebut.
Tapi, kata srikandi PDIP ini, program itu belum dirasakan seluruh Lansia yang ada di Kota Manado.
“Berdasarkan laporan yang saya terima dari oma-oma dan opa-opa, belum semua yang terima dana Lansia. Ada juga yang baru 1 kali terima. Ada juga yang pernah terima, kemudian tidak lagi,” kata Laluyan.
Ia pun menghimbau kepada pemerintah kota untuk adil dalam penyaluran bantuan sosial itu agar program yang dianggarkan lewat APBD Kota Manado tersebut, dirasakan oleh seluruh Lansia.
“Jangan hanya pilih kasih. Karena anggarannya ditata dalam APBD, jadi itu uang rakyat dikembalikan ke rakyat. Semoga saja tidak dipolitisasi untuk kepentingan tertentu,” imbaunya.
Sesuai informasi yang diperoleh, total nominal setiap penerima dana Lansia sejak Tahun 2018 hingga Tahun 2020, relatif berbeda dikarenakan jumlah penerima bertambah setiap tahunnya.
Untuk Tahun 2018 belum terkonfimasi, sedangkan Tahap I Bulan April 2019, Rp. 750.000/Lansia.
Untuk Tahap II Bulan Desember 2019, Rp. 750.000/Lansia
dan Tahap I Bulan Juli 2020, Rp. 500.000/Lansia. (**)