Manado. Kawanuapost – Pupuk bersubsidi mulai langkah di pasaran. Awalnya mudah ditemui, namun saat ini keberadaannya akhir-akhir ini sulit untuk didapatkan para petani.
Menanggapi persoalan ini Ketua Komisi II, DPRD Sulut Cindy Wurangian angkat bicara. Menurutnya, benar pihaknya sudah mendengar keluhan masyarakat tentang pupuk bersubsidi yang langkah di pasaran atau terjadi kekurangan stok pupuk pada pengecer maupun distributor.
“Kelompok tani yang terdaftar saja harus berjuang mendapatkan pupuk bersubsidi dari pemerintah. Ada masyarakat yang datang kepada saya mengatakan pupuk bersubsidi sulit didapat, sedangkan mereka sudah sangat membutuhkan pupuk tersebut, sebab pupuk non subsidi sangat mahal harganya,” kata Cindy kepada Kawanuapost.com, Jumat (5/03/2021).
Menindaklanjuti aduan masyarakat, Komisi II DPRD Sulut sudah melakukan kunjungan kerja ke Dinas Pertanian dan Produsen Pupuk untuk melihat apa kendala yang ditemui di lapangan terkait kelangkaan pupuk bersubsidi ini.
“Setelah turun ke lapangan kami melihat pengaturannya baik, bahkan pengakuan para penjual di kios pupuk bersubsidi persediaannya tetap ada,” tuturnya.
Cindy Wurangian pun mengakui, pihaknya binggung dengan keadaan ini sehingga persoalan ini akan diseriusi untuk mencari penyebab kelangkaan bahkan dimana kendala yang dihadapi, agar petani dan masyarakat merasa aman dengan ketersediaan pupuk bersubsidi dari pemerintah.
“Kami akan pelototin masalah ini. Pak Kadis Pertanian mengatakan ketersediaan pupuk bersubsidi sebanyak 21 ribu ton dalam berbagai jenis antara lain, pupuk urea, dan ponstan. Sementara yang dibutuhkan ada 75 ribu ton tentunya ini masih kurang dan akan dikoordinasikan,” kata Legislator Partai Golkar ini dengan tegas. (CR)