WASHINGTON – KawanuaPost.com – Ketidakpuasan pilot militer AS dalam perang melawan kelompok ISIS itu muncul dalam sebuah wawancara dengan Fox News. Para pilot AS itu menyalahkan birokrasi yang dinilai lambat dalam mengambil keputusan saat akan menyerang ISIS.
Pilot militer Amerika Serikat (AS) yang menjalankan misi serangan udara terhadap ISIS mengaku frustasi. Hal itu dikarenakan langkah mereka terhambat oleh lambannya keputusan dari otoritas militer AS.
“Ada saat-saat di mana kelompok ISIS sudah ada dalam pandangan saya. Namun, saya tidak mendapatkan izin untuk menembak,” keluh seorang pilot jet tempur F-18 AS yang tidak ingin disebutkan identitasnya kepada Fox News, Jumat (29/5/2015).
“Mereka (ISIS) mungkin telah banyak membunuh orang yang tidak bersalah dan menebar kejahatan karena ketidakmampuan saya untuk membunuh mereka. Itu yang membuat saya frustrasi,” lanjutnya.
Salah satu sumber yang dekat dengan ISIS mengungkapkan kepada Fox News. Serangan terhadap basis ISIS, rata-rata hanya di bawah satu jam. Setelah itu, pilot diperintahkan meninggalkan lokasi target.
Sementara itu, Angkatan Udara Komando Sentral AS melalui juru bicaranya membantah keluhan pilot-pilot AS tersebut. Menurutnya, serangan udara AS disesuaikan dengan kondisi lingkungan dari target.
”Kami membantah pengakuan bahwa serangan udara dilakukan rata-rata di bawah satu jam,” ujar juru bicara Angkatan Udara Komando Sentral AS.
”Pemimpin kita telah mengatakan, ini adalah pertempuran jangka panjang, dan kami tidak akan mengasingkan warga sipil, Pemerintah Irak atau mitra koalisi kami dengan menghantam target tanpa pandang bulu,” sambungnya.
EDITOR : SOLSILARE.