Ribuan Pesepakbola di Indonesia Menganggur karena Menpora!

Keputusan Imam Nahrawi berdampak besar pada ribuan pesepakbola Indonesia (Foto: Istimewa)
Keputusan Imam Nahrawi berdampak besar pada ribuan pesepakbola Indonesia (Foto: Istimewa)

JAKARTA – KawanuaPost.com – Arsitek Persija Jakarta yang juga pernah jadi interim manager Timnas Indonesia, Rahmad Darmawan, menyesalkan carut marut sepakbola Tanah Air saat ini. Dia menyesalkan tindakan Menpora Imam Nahrawi yang sampai saat ini belum juga mencabut SK pembekuan PSSI.

Menurut Rahmad, ribuan pesepakbola lokal maupun asing –termasuk anak asuhannya di Persij – telah menjadi korban dari kisruh yang terjadi antara Kemenpora dan PSSI. Hal ini menurutnya justru membuat sepakbola Indonesia semakin terpuruk.

“Konflik yang ada justru makin membuat sepak bola kita mundur. Saya berharap kisruh sepakbola di Tanah Air bisa segera selesai. Ribuan pesepakbola di Indonesia mengais rezeki dari sini, namun mereka kini praktis jadi pengangguran karena kompetisi terhenti. Baik Menpora dan PSSI, kesampingkan ego dan duduk bersamalah!” ungkap pria 48 tahun asal Lampung tersebut kepada Okezone via telefon, Kamis 2 Juli 2015.

“Saya sendiri berharap agar Menpora berjiwa besar segera mencabut pembekuan PSSI agar semuanya bisa kembali normal dan kompetisi bisa berjalan. Dia telah diberi amanah, namun kenyataannya malah membunuh sepakbola Indonesia,” lanjutnya.

“Kuncinya sebenarnya hanya satu; cabut pembekuan PSSI tersebut. Yang jelas, kini para pemain jadi korbannya. Tidak hanya pemain, tapi pelatih, ofisial, wasit, serta yang paling penting adalah pencinta sepakbola Indonesia. Hiburan mereka pun direnggut,” terangnya lagi.

Di kesempatan yang sama, RD pun berkomentar soal dugaan match fixing yang menimpa PSSI, khususnya timnas U-23 di SEA Games lalu. Seperti diketahui, mantan Menpora Roy Suryo telah mengklaim kalau rekaman pengaturan skor tersebut hanyalah rekayasa belaka. Bahkan, rekaman pembicaraan tersebut diyakininya dibuat di kantor Kemenpora.

“Saya bukan pakar telematika, jadi saya mungkin tak berkompeten soal ini. Tapi, selama saya berkiprah jadi manajer di Liga Indonesia, saya tidak pernah mendapati adanya match fixing. Ya, baik itu di level klub ataupun timnas,” cerita Rahmad.

“Mungkin ada dalam beberapa tahun terakhir, tapi itu hanya oknum kecil. Saya sendiri tidak pernah mendapati secara langsung. Yang jelas, saya hanya berharap ini (dugaan terhadap Timnas U-23) bukan rekayasa dari suatu pihak saja untuk semakin mencederai PSSI,” tandasnya.

EDITOR : SOLSILARE.

Tinggalkan Balasan