SAINT DENIS – KawanuaPost.com – Nama Pulau Reunion akhir-akhir ini semakin sering terdengar sejalan dengan ditemukannya serpihan pesawat yang diduga bagian pesawat Malaysia Airlines MH370. Pulau yang berada di Samudera Hindia ini memang menjadi lokasi ditemukannya serpihan yang mungkin menjadi kunci misteri pesawat nahas tersebut.
Namun, nyatanya masih belum banyak yang tahu mengenai pulau yang disebut oleh orang Prancis sebagai La Reunion ini. Laporan MediaManado.com (3/8/2015) berusaha sedikit mengungkap mengenai pulau yang berjarak 450 km dari Madaskar tersebut
Berdasarkan penelusuran dari beberapa sumber, pulau itu sejatinya sudah dikenal sejak sebelum Masehi. Ini terlihat dalam sebuah peta yang dibuat oleh Al Sharif el-Edrisi pada tahun 1350 SM. Para pedagang Arab kala itu menggunakan pulau ini sebagai lokasi transit, dan menamakannya Dina Morgabin.
Walaupun Pulau ini bagian dari Prancis, tapi yang pertama menemukan pulau Reunion adalah orang-orang Portugis. Dom Pedro Mascarenhas, seorang penjelajah Portugis menemukan pulau ini pada tahun 1507, dan pulau ini menjadi milik pemerintah Portugis hingga satu abad lamanya.
Pada tahun 1600-an, orang-orang Portugis akhirnya meninggalkan pulau ini dan membiarkannya kosong. Hal ini dimanfaatkan oleh Prancis yang langsung menduduki pulau ini. Prancis pada tahun 1642 secara resmi mengklaim pulau ini, dan menjadikannya sebagai lokasi pembuangan para penjahat kelas kakap dari negara mereka.
Nama Reunion sendiri diberikan pada tahun 1793, di mana nama ini diberikan berdasarkan sebagai bentuk peringatan atas berakhirnya kekuasaan kerjaan Prancis, dan era baru pemerintahan Prancis dengan sistem demokrasi yang menyatukan seluruh rakyat di negara tersebut.
Selama Perang Dunia II, Reunion berada di bawah otoritas Rezim Vichy sampai 30 November 1942, sebelum akhirnya pasukan Prancis kembali mengambil alih pulau dengan kapal Leopard. Reunion menjadi département d’outre-mer (Departemen Luar Negeri) Prancis pada 19 Maret 1946. Kode departemennya adalah 974.
Bagi para penikmat pantai bersih nan sepi, pulau Reunion bisa menjadi salah satu alternatif wisata. Sama halnya dengan banyak pulau di kawasan tropis, wisata bahari menjadi kekuatan utama di pulau tersebut. Selain itu, pulau ini juga dikenal dengan situs-situs bersejarahnya, termasuk beberapa gereja kuno.
Pemerintah Prancis telah memberikan status otonomi kepada pulau ini, di mana mereka memiliki pemerintahan sendiri yang dipimpin oleh Jean-Luc Marx sebagai Presiden Dewan Umum dan Nassimah Dindar sebagai Kepala Pemerintahan.
EDITOR : HERMAN MANUA.