Peristiwa Bom Hiroshima di Bicarakan Oleh Cucu Mantan Presiden AS

Pengunjung Hiroshima PEace Memorial Museum di Hiroshima melihat benda-benda yang hancur akibat bom atom 70 tahun lalu. (Foto: Reuters)
Pengunjung Hiroshima PEace Memorial Museum di Hiroshima melihat benda-benda yang hancur akibat bom atom 70 tahun lalu. (Foto: Reuters)

AMERIKA SERIKAT – KawanuaPost.com – CUCU mantan Presiden Amerika Serikat (AS) yang memerintahkan pengeboman Kota Hiroshima dan Nagasaki 70 tahun lalu menceritakan bagaimana dia akhirnya menjadi seorang pendukung bagi dunia yang bebas nuklir.

Clifton Truman Daniel, cucu dari presiden ke-33 AS Harry S. Truman, mengungkapkan bahwa pada awalnya dia tidak begitu peduli terhadap peristiwa yang menelan puluhan ribu jiwa itu. Akan tetapi, pandangannya berubah saat sang putra membawa sebuah buku mengenai seorang korban pengeboman Hiroshima yang selamat bernama Sadako Sasaki.

Dalam buku itu disebutkan bahwa Sasaki selamat dari pengeboman 6 Agustus 1945. Ketika itu Sasaki baru berusia dua tahun. Namun, dia meninggal sembilan tahun kemudian akibat leukemia yang ditimbulkan radiasi ledakan bom atom. Dari sana, Daniel mulai berpikir ada sisi lain dari pengeboman tersebut.

“Buku teks saya hanya memperlihatkan angka, alasan, pesawat, dan megaton (kekuatan ledakan). Tidak ada kisah mengenai apa yang terjadi pada gadis-gadis kecil itu. Saya mulai berubah dari tidak terlalu memedulikan semua itu menjadi sadar akan kenyataan bahwa orang-orang kehilangan nyawa dengan cara yang sangat mengerikan,” kata Daniel dalam wawancara yang dilansir Russia Today, Kamis (5/8/2015).

Pada 2012, Daniel menjadi anggota keluarga Truman pertama yang mengunjungi Jepang. Dia mengikuti peringatan bagi para korban pengeboman dan mendapat undangan dari kakak Sadako, Masahiro Sasaki.

Dalam kunjungan itu dia menjawab beberapa pertanyaan mengenai pengeboman yang diajukan oleh jurnalis Jepang. Salah satunya mengenai permintaan apakah akan ada permintaan maaf atas keputusan Presiden Truman untuk menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

“Saya tidak tahu apa akan ada permintaan maaf. Mungkin kedua negara akan menemukan sebuah kesepakatan yang membuat mereka mengatakan: ‘Kami tahu bahwa luka mendalam telah dilakukan oleh kedua belah pihak, kami mengakui itu dan bersumpah tidak akan melakukan sesuatu seperti itu.’ Tapi saat ini rasanya tidak akan ada permintaan maaf secara langsung dari AS pada Jepang atau sebaliknya,” kata Daniel.

Meskipun banyak kontroversi seputar keputusan yang diambil Harry S Truman mengenai perlu atau tidaknya bom atom digunakan, Daniel percaya niat kakeknya adalah baik. Menurut dia, kejadian itu sudah terjadi dan kontroversi itu tidak akan bisa terjawab. Faktanya, Perang Dunia II berakhir karena jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.

“Saya pikir warga AS masih dapat melihat kembali pada keputusan yang diambil, dan mengatakan bahwa itu adalah keputusan yang tepat. Mereka juga dapat melihat apa yang telah disebabkan oleh keputusan itu. Mereka dapat memberikan empati. Tidak ada yang berubah,” tutup Daniel.
(DARI BERBAGAI SUMBER)

EDITOR : HERMAN MANUA.

Tinggalkan Balasan