JAKARTA – KawanuaPost.com – Ketua Umum Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) yang baru terpilih, Ahmad Basarah mengaku bangga karena banyak hal istimewa dalam kongres III organisasi yang kini dipimpinnya.
Basarah yang menjadi calon tunggal dan akhirnya ditetapkan sebagai ketua umum dalam Kongres III PA GMNI di Jakarta, 7-8 Agustus ini menyatakan, hal-hal istimewa itu bisa menjadi modal penting bagi organisasinya untuk berkiprah ke depan.
“Ada beberapa hal kenapa kongres III ini menjadi suatu kehormatan untuk saya dan PA GMNI,” kata Basarah saat memberikan kata sambutan usai dilantik sebagai ketua umum PA GMNI di JI Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (8/8/2015) malam.
Yang pertama adalah kehadiran Presiden RI Joko Widodo dan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri dalam pembukaan Kongres III PA GMNI, Jumat (7/8) malam. “Tidak pernah terjadi sebelumnya kongres GMNI dihadiri presiden kelima dan ketujuh,” katanya.
Selain itu, Basarah juga memuji kekompakan PA GMNI sebagai hal istimewa. Sebab, munculnya Basarah sebagai calon tunggal ketua umum PA GMNI tak membuat kongres harus diundur.
“Saya nyaris berpikir bahwa karena hanya ada calon tunggal di PA GMNI akan nyaris seperti pilkada akan diundur hingga 2017. Tadinya saya pikir kongres ini ditunda. Ternyata GMNI tidak mengakuisisi demokrasi liberal,” ujarnya.
Hingga akhirnya Kongres III PA GMNI secara aklamasi memilih Basarah sebagai ketua umum. “Saya ikut beberapa kongres dan melalui mekanisme voting. Tapi saya terpilih melalui mekanisme musyawarah,” katanya.
Menurutnya, semangat musyawarah yang terlihat dalam Kongres III PA GMNI merupakan tanda-tanda kecerahan di organisasi yang sebelumnya dipimpin Gubernur Jawa Timur, Soekarwo itu. “Saya rasa ini bagian dari revolusi mental yang sedang dikembangkan pemerintahan,” ucapnya.
Hal istimewa lainnya adalah kesediaan para senior GMNI memberi kesempatan kepada yang lebih muda. Menurut Basarah, dalam kongres I dan II PA GMNI, yang terpilih sebagai ketua umum adalah figur berusia di atas 60 tahun. “Hari ini, hormat saya untuk para senior karena pemimpin ternyata tidak harus senior, tapi kita yang muda diberi kesempatan,” sebut politikus PDIP kelahiran Jakarta, 16 Juni 1968 itu.
Selanjutnya, Basarah dipercaya membentuk formatur yang terdiri dari 11 orang untuk menyusun kepengurusan PA GMNI. Ia bersama Soekarwo dan pengurus daerah PA GMNI untuk menyusun kepengurusan. Di antaranya pengurus PA GMNI Papua Barat, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Bali, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jakarta Raya dan Sumatra Utara.
“Saya berharap kepada formatur yang ikut menyusun kepengurusan, tidak ada menang dan kalah. Tidak ada soal suku, daerah. Tapi bagaimana struktur dan pelaksanaan tugas pengurus berjalan dengan baik,” katanya.
Dalam pidatonya, Basarah menekankan kepengurusan baru yang dipimpinnya bisa semakin menunjukkan kiprah untuk membesarkan GMNI di perguruan tinggi. “Kita punya tanggung jawab membesarkan organisasi GMNI di kampus-kampus,” tegas Basarah.
EDITOR : HERMAN. M.