Soekarno-Hatta Diangkut Truk ke Rengasdengklok Ketika Menyamar Berseragam PETA

Bekas markas PETA tempat Soekarno-Hatta dibawa dari Jakarta yang kini beralihfungsi menjadi Monumen Kebulatan Tekad (Foto: Istimewa)
Bekas markas PETA tempat Soekarno-Hatta dibawa dari Jakarta yang kini beralihfungsi menjadi Monumen Kebulatan Tekad (Foto: Istimewa)

JAKARTA – KawanuaPost.com – Tercetusnya Proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai “garis start” kemerdekaan republik ini, tak lepas dari sejumlah peristiwa yang melibatkan sebuah kawasan pedalaman di Karawang, Jawa Barat bernama Rengasdengklok.

Di daerah itu pula terdapat situs monumen “Kebulatan Tekad” yang 70 tahun silam, jadi lokasi tangsi tentara PETA (Pembela Tanah Air), tempat Soekarno beserta keluarga dan Mohammad Hatta diasingkan, diculik, diamankan atau entah apalagi istilahnya di berbagai literatur, – sebelum akhirnya dibawa lagi ke sebuah rumah milik tuan tanah Tionghoa, Djiaw Kie Siong.

Okezone sempat mendatangi lokasi yang berada di Desa Kalijaya, tepatnya di tepi Sungai Citaru Karawang, Jawa Barat. Lokasinya dikelilingi pagar besi bercat merah yang sayangnya, dalam kondisi digembok dan tak ada penjaga untuk dimintai membuka tempat itu.

Dari penuturan penggiat sejarah E. Ganda Permana, Soekarno dan Hatta tiba di tangsi PETA Dai Ichi II Rengasdengklok sekira pukul 08.00 WIB. Mereka dibawa sekelompok pemuda beserta perwira PETA Singgih usai makan sahur pada 16 Agustus 1945.

Rombongan itu meminta Soekarno dan Hatta menyamar dengan mengenakan seragam tentara PETA. “Untuk mengelabui tentara Jepang yang saat itu, memperketat penjagaan karena mendengar adanya pergerakan pemuda,” tutur Ganda kepada Wartawan.

“Rombongan menggunakan truk militer dengan posisi, Bu Fatmawati dan Guntur Soekarnoputra (yang masih balita) duduk di depan dekat sopir, adapun Soekarno dan Hatta di bak (truk) belakang,” tambahnya.

Sejam berselang setelah tiba di tangsi PETA Dai Ichi II pimpinan Chudancho dr. Soetjipto itu, para perwira PETA mengambil keputusan lagi untuk memindahkan Soekarno dan Hatta ke tempat strategis yang tersembunyi.

Masih dalam kondisi kelelahan, Soekarno dan Hatta dibawa berjalan kaki ke sebuah rumah milik Djiaw Kie Siong, dengan jarak sekira 300-500 meter dari tangsi PETA.

“Dari berbagai sumber dan literatur, ada dua perspektif bahwa saat itu Soekarno dan Hatta masih berpakaian tentara PETA dan ada pula yang menyebutkan sudah berganti seragam sipil berupa busana tidur atau piyama,” tandasnya.

Soal alasan mengapa keduanya dibawa ke sebuah kawasan terpencil seperti Rengasdengklok, dikatakan Ganda kawasan itu merupakan daerah-daerah yang dihuni PETA paling militan saat itu.

Rengasdengklok sendiri merupakan bagian dari Daidan II Purwakarta pimpinan Chudancho (Komandan Peleton) Soebeno yang membawahi Dai Ichi I Cilamaya, Dai Ichi II Rengasdengklok, serta Dai Ichi III dan IV Purwakarta.

EDITOR : HERMAN MANUA.

Tinggalkan Balasan