Pedagang Pasar Pinasungkulan Sagerat melakulan aksi bakar ban dan membuang barang dagangan seperti sayur, ikan dan barito di ruas jalan pasar itu, Kamis (5/6).
Menurut sejumlah pedagang, aksi tersebut mereka lakukan atas dasar kekecewaan terhadap Pemerintah Kota Bitung yang belum melakukan penataan kembali pedagang Pasar Pinasungkulan Sagerat yang kini kembali berjualan di Pasar Sagerat.
Bahkan Wanda Kembuan satu di antara pedagang nampak histeris dengan berteriak-teriak sambil mengangkat kedua lenggannya. Tak hanya itu, Wenda Vence Barauntu selaku koordinator pedagang Pasar Sagerat sempat tergeletak sehingga harus dibopong oleh pedagang pasar lainnya karena berupaya mencegat aksi pedagang yang sangat kecewa pada Pemerintah Kota Bitung. “Mana tu wali kota pe janji,” koar Wenda.
Menurutnya, hingga detik ini apa yang disampaikan wali kota Bitung Hanny Sondakh untuk membuat ramai Pasar Sagerat serta memindahkan sejumlah pedagang di pasar Girian hanya isapan jempol belaka. “Coba sekarang wali kota ada di sini kong kita baku tukar dengan wali kota di kantor pa dia,” tutur pedagang sayur mayur ini diikuti dengan teriakan dari para pedagang.
Pedagang lainnya harus menderita penyakit stroke karena selama berjualan di Pasar Pinasungkulan Sagerat tak kunjung meraup pendapatan. “Modal habis dan tidak ada pembeli, sehingga saya jatuh sakit karena pikiran tidak tenang,” kata Ramli Madi (54).
Lanjut Ramli, semenjak berjualan di Pasar Pinasungkulan Sagerat dirinya harus makan modal sendiri bukan dari hasil keuntungan berjualan beras.
“Selama jualan beras dalam sehari, untung-untungan ada pembeli, paling tinggi hanya satu sampai dua orang pembeli saja,” tandasnya.
Vence Barauntu selaku Koordinator Pasar Pinasungkulan Sagerat menjelaskan, saat ini jumlah pedagang di pasar itu Sagerat tinggal 100 lebih, dibandingkan waktu pertama kali buka pedagang memenuhi seluruh tempat berjualan.
“Aksi bakar ban dan membuang barang dagangan sudah dilakukan pedagang sebanyak dua kali. Hal ini karena berbagai kekecewaan yang dirasakan terhadap Pemkot Bitung di mana dalam setiap pertemuan hanya berjanji indah melakukan penataan kembali pedagang di Pasar Girian untuk berjualan di Pasar Pinasungkulan Sagerat,” tutur Vence di sela-sela menyaksikan aksi para pedagang membakar ban dan membuang barang dagangan.
Dijelaskannya, dalam pertemuan antara para pedagang Pasar Pinasungkulan Sagerat, Pasar Girian dan Pemerintah Kota Bitung, telah diambil keputusan sesuai surat Sekretaris Daerah Kota Bitung, dimana pedagang ikan basah, sayur dan bawang rica tomat (barito) di Pasar Girian akan diarahkan untuk berjualan di Pasar Pinasungkulan Sagerat. “Nyatanya itu hanya di dalam surat saja,” sesalnya.
Lanjutnya, seluruh pedagang di Pasar Pinasungkulan Sagerat merupakan warga yang taat pada pemerintah dengan mengikuti kebijakan untuk pindah dari Pasar Girian ke pasar Pinasungkulan Sagerat. Dalam kurun waktu 1 tahun lebih sudah berdagang di pasar tersebut.
“Setahun lebih kami menderita namun hanya dibiarkan oleh pemerintah, jika hal ini terus berkelanjutan, bukan tidak mungkin kami para pedagang akan meninggalkan dagangan karena terus merugi bahkan hampir bangkrut,” ujar Vence menandaskan. (TribM)