Minsel.Kawanuapost.com-Meski pertarungan pilkada Bupati dan Wakil Bupati minahasa selatan masih tersisah 115 hari lagi,namun perubahan terhadap konstalasi politik yang ada saat ini tentunya ini sudah bisa diprediksi kekuata paslon dimaksud.
Diarak ratusan massa pendukungnya yang sudah menunggu sejak pukul 12:00 siang,calon Bupati minsel periode 2021-2026 Franky Donny Wongkar,SH, bersama Ketua Tim Kampanya Sulut – Minsel OLLY-STEVEN dan FDW-PYR Sonny F Tandayu bersama rombongan,long mars menuju tempat pertemuan yang berjarak kurang lebih 500 m.
Sambil berjalan Yel yel perubahan terus disuarakan massa pendukung fanatis FDW hingga lokasi pertemuan.
Semangat menuju “Minsel Perubahan” yang menjadi slogan pasangan FDW-PYR terbukti menjadi magnet yang cukup kuat untuk mendekatkan rakyat dengan paslon tersebut.
Kipiawaian membakar semangat massa bukanlah hal yang sulit dilakukan sosok mantan Kaban Kesbangpol Minahasa diera tahun 90an ini. Sosok yang dikenal disiplin dan tegas ini tidak lain adalah sang Birokrat sajati Drs.Sonny Frans Tandayu.
Dalam orasi politiknya dikonsolidasi dan sosialisasi siang tadi didesa Raanan Baru Raya, SFT sapaan akrabnya mengatakan, “Konsolidasi dan Sosialisasi Pengurus Komunitas Pendukung FDW-PYR Kecamatan Motoling Barat saat ini,menjadi bukti bahwa slogan semangat perubahan semakin mendekat bagi rakyat raanan baru raya.” kata SFT.
“Konsolidasi dan Sosialisasi adalah dua makna berbeda namun satu dalam tujuan.yang artinya Membangun Rencana Strategi menuju ” Minsel Maju”.” tandas SFT.
Oleh sebab itu,SFT berpesan bahwa,mulai detik ini kita harus berani untuk mengatakan Benar jika benar dan Salah jika itu salah.kita harus berani jujur.meski pahit harus ditelan.
Dikesempatan yang sama,calon bupati Franky Donny Wongkar (FDW) saat memberi sambutan mengingatkan,pentingnya arti sebuah tujuan.sebab jika kita memiliki tujuan,maka kita pasti menginginkan untuk mencapai tujuan itu.
“Tujuan kami FDW-PYR dalam menuju pertarungan pilkada ini,semata mata bertujuan untuk memperbaiki apa yang kurang BAIK dalam tatanan saat ini.” ujar FDW.
“Sudah bukan rahasia lagi,bahwa tatanan birokrasi yang kita lihat saat ini benar benar tidak lagi berpihak pada rakyat. Salah satu tidak berpihaknya tatanan birokrasi yang terjadi saat ini adalah penghapusan bea siswa.” tegas FDW
Selain penghapusan bea siswa tadi,ketidak berpihakan pemerintah yakni,pengurangan anggaran BPJS serta adanya pemborosan anggaran APBD untuk pembelian Badcover dan meja yang mencapai ratusan juta rupiah.
Dan yang lebih sangat memiriskan menurut FDW,dimana selama kurang lebih hampir lima tahun,fungsi dan tugasnya sebagai wakil bupati dipasung.beber FDW menutup sambutannya. (roland)