JAKARTA a�� KawanuaPost.com – Partai Demokrat (PD) kembali diuji dalam kasus suap dan korupsi. Adalah keterangan Angelina Sondakh (Angie) dalam sidang Nazarudin musababnya.
Dalam sidang lanjutan tuduhan pencucian uang untuk proyek kesehatan dan pendidikan, mantan anggota Komisi X DPR itu mengatakan proyek tersebut sudah diketahui Anas Urbaningrum dan sang pangeran, yakni Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas).
Disebutnya nama Ibas dalam pusaran kasus suap dan korupsi yang melilit Nazaruddin dan Angie sudah untuk kesekian kalinya. Praktis, kasus tersebut masih akan menyita perhatian PD dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketua Umum.
“Jika dahulu penanggulangan kasus seperti ini bisa dideliver kepada kepada elite lapis kedua di PD. Sekarang tidak lagi. SBY harus turun tangan. Posisi beliau sebagai orang nomor satu di PD adalah alasannya,” buka Peneliti Founding Fathers House (FFH) Dian Permata kepada wartawan, Kamis (8/1/2016) kemarin.
Dilanjutkan Dian, PD harus segera menuntaskan kasus tersebut. Apakah Ibas terlibat atau tidak? Karena jika kasus seperti ini berlarut-larut dalam penanganannya maka akan merugikan PD sendiri.
PD sendiri sudah merasakan efeknya. Di mana pada Pemilu 2014 perolehan suara mereka turun drastis. Hal itu dikarenakan partai besutan SBY menjadi bulan-bulanan media massa akibat banyaknya elite PD yang tersangkaut kasus suap dan korupsi.
“Sejatinya, PD pasti belajar pada hasil Pemilu 2014. Dengan begitu pada Pemilu 2019, penurunan suara tidak terjadi lagi,” tegasnya.
Tentu saja, lanjut Dian, untuk memulihkan citra negatif yang sudah terlanjur terbangun itu, PD harus bekerja keras. Seperti bagaimana kader-kader PD tidak tersangkut pada persoalan yang sama.
Atau memunculkan tokoh-tokoh baru yang memang tidak ada kaitannya dengan kasus-kasus serupa. Sehingga, tidak menjadi beban bagi PD untuk saat ini dan masa datang.
EDITOR : HERMAN M.