Damaskus, Kawanuapost.com – Sebuah bom mobil menewaskan sedikitnya 34 orang di sebuah desa yang berada di bawah kendali pemerintah, di Provinsi Hama, Suriah. Menurut kantor berita Suriah, SANA, lebih dari 50 orang terluka akibat serangan yang terjadi di Al-Horra.
SANA menyebut serangan bom itu dilancarkan oleh para pemberontak, yang terus berupaya menggulingkan kekuasaan Presiden Bashar al-Assad. (Baca: Dua Kota di Suriah Diserang, 51 Orang Meninggal)
The Islamic Front, kelompok koalisi pemberontak, mengaku bertanggung jawab atas ledakan bom mobil itu. Lewat akun Twitter, mereka menyatakan bahwa bom yang dikendalikan melalui radio itu telah menargetkan “perkumpulan milisi Assad.”
Kelompok Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia menyatakan setidaknya 37 orang tewas akibat ledakan bom tersebut, termasuk warga sipil dan petugas keamanan. Sedangkan 40 lainnya terluka.
Sebelumnya, pada Kamis, 19 Juni 2014, bom mobil juga meledak di Kota Homs, sebelah selatan Hama, yang menyebabkan enam orang tewas. Bom meledak di lingkungan yang banyak dihuni oleh anggota sekte Islam Alawi, yang juga dianut oleh Bashar al-Assad. (Baca: Bom Mobil di Kota Homs Suriah Tewaskan Enam Orang)
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas peristiwa di Kota Homs tersebut, yang merupakan kota terbesar ketiga di Suriah. Namun beberapa stasiun televisi pemerintah Suriah menyalahkan para pemberontak.
Konflik suriah memang terus menelan korban jiwa. Selain hilangnya ratusan nyawa, konflik Suriah juga menyebabkan lebih dari 50 juta jiwa menjadi pengungsi di seluruh dunia.
Badan Urusan Pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) mencatat, hingga akhir 2013, sedikitnya 51,2 juta orang terpaksa mengungsi dari tempat tinggalnya akibat konflik. Jumlah ini meningkat hingga 6 juta jiwa dibanding tahun sebelumnya, dan merupakan yang tertinggi setelah Perang Dunia II.
Setengah dari jumlah pengungsi Suriah adalah anak-anak. Kebanyakan warga Suriah melarikan diri ke Sudan Selatan untuk menghindari konflik.
“Kita benar-benar menghadapi lompatan kuantum, peningkatan besar dari peristiwa pemindahan tempat tinggal yang terpaksa di dunia,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Antonio Guterres pada konferensi pers, Jumat, 20 Juni 2014.
Menurut laporan UNHCR, dari total 51,2 juta orang yang melarikan diri, sebanyak 16,7 juta orang menjadi pengungsi di seluruh dunia, sebanyak 33,3 juta menjadi pengungsi di dalam negeri, dan 1,2 juta orang merupakan pencari suaka.
Perang saudara di Suriah pecah sejak terjadinya pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad tiga tahun lalu. Hingga kini perang belum mereda dan ribuan warga Suriah menjadi korban.(Tc)