Karla Korban Trafficking, Dipaksa Layani 43.200 Pria

Karla Jacinto yang sempat jadi korban trafficking selama empat tahun (Foto: Facebook)
Karla Jacinto yang sempat jadi korban trafficking selama empat tahun (Foto: Facebook)

MEXICO CITY – KawanuaPost.com – Hidup bersama keluarga yang berantakan sejak usia dini, masa depan Karla Jacinto pun ikut rusak. Betapa tidak, wanita cantik berusia 23 tahun asal Meksiko itu, sempat jadi korban human trafficking atau perdagangan manusia selama empat tahun!
Hidup Karla baru membaik setelah bisa lepas dari cengkeraman pelaku trafficking pada 2008 lalu dan gadis yang dijadikan pelacur sejak usia 12 tahun itu, buka suara tentang pengalamannya.

Karla memulai pengakuannya di mana sejak usia lima tahun, dirinya sudah jadi obyek pelecehan seksual dari keluarganya sendiri.

“Saya hidup dalam keluarga yang berantakan. Saya sudah dilecehkan secara seksual sejak usia lima tahun oleh seorang anggota keluarga,” aku Karla, seperti dilansir dari DailyMail, Jumat (13/11/2015).

Awal Karla bisa jadi korban trafficking, tak lepas dari perkenalannya dengan seorang pria berusia 22 tahun. Ketika Karla tengah menunggu seorang teman di sebuah stasiun kereta bawa tanah di Mexico City, Karla terjebak rayuan maut pemuda tersebut.

Karla diajak berkendara dengan mobil mewah dan sempat diajak tinggal bersama selama tiga bulan. Di situlah Karla terjebak mucikari yang biasa menjajakan para pelaku prostitusi di Guadalajara.

“Saat saya melihat mobilnya, saya tak bisa mempercayainya. Saya sangat terkesan dengan besarnya mobil tersebut. Dia mengajak saya jalan-jalan ke sejumlah tempat. Saya juga diajaknya tinggal bersama selama tiga bulan,” tambahnya.

“Selama tinggal bersama, dia memperlakukan saya dengan baik. Dia mencintai saya, memberikan saya pakaian, sepatu, bunga, cokelat, memberi perhatian dan semuanya sangat indah,” lanjut Karla.

Ketika Karla yang masih polos ketika itu dikenalkan dengan sejumlah mucikari, dari situ Karla diajarkan bagaimana cara melayani pria dari “A sampai Z”.

“Beberapa hari kemudian dia mengajarkan saya apa saja yang harus saya lakukan. Posisi (berhubungan intim), berapa banyak uang yang harus saya minta, bagaimana melayani mereka dan bagaimana bernegosiasi agar bisa mendapat lebih banyak uang,” sambungnya.

Sejak itulah Karla terperangkap dunia gelap prostitusi. Karla bahkan dipaksa melayani, setidaknya 30 pria hidung belang dalam sehari. Karla tak pernah diberi satu hari pun untuk “libur” melayani klien. Selama empat tahun Karla dijadikan pemuas birahi dengan kisaran total 43.200 pria yang dilayaninya.

“Saya mulai (melayani pria) pukul 10 pagi hingga tengah malam. Kami berada di Guadalajara selama sepekan. Beberapa dari mereka menertawakan saya karena saya menangis. Saya harus memejamkan mata agar tak melihat apa yang mereka lakukan pada saya, agar saya juga tak merasakan apapun,” imbuh Karla.

Karla juga mengaku pernah dianiaya oleh mucikarinya, lantaran salah satu kliennya memberinya “cupangan” di salah satu bagian tubuhnya.

“Dia (mucikari) menyakiti saya dengan rantai ke sekujur tubuh. Dia memukul saya dengan kepalannya, menendang saya, menjambak, meludahi wajah saya dan pada satu hari, dia juga pernah menyeterika tubuh saya. Saya bilang ingin pergi dan dia menuduh saya jatuh cinta pada seorang pelanggan,” tuturnya lagi.

Harapannya ditolong pihak aparat justru berakhir getir. Pada suatu ketika, sekira 30 polisi menggeruduk tempat Karla dan beberapa pelacur lain melayani pelanggan. Puluhan polisi itu mengusir para pelangan, tapi tidak untuk menyelamatkan Karla.

Mereka malah meminta para pelacur, termasuk Karla, untuk direkam video dengan pose-pose syur. Rekaman video itu dijadikan ancaman untuk disebarkan ke keluarga mereka, jika tak menurut kemauan para polisi itu.

“Saya pikir kelakuan mereka (polisi) menjijikkan. Padahal mereka tahun bahwa kami anak di bawah umur. Bahkan ada gadis yang baru berusia 10 tahun dan mereka semua menangis. Mereka berteriak pada polisi bahwa mereka anak di bawah umur, tapi tak ada yang peduli,” ungkap Karla.

Karla pribadi ketika masih dijadikan pelacur, sempat hamil dan melahirkan seorang putri saat dia berusia 15 tahun. Tapi anak yang dilahirkannya langsung dibawa mucikari entah ke mana. Baru setahun kemudian dia dipertemukan lagi dengan putrinya.

Pada 2008, barulah Karla bisa terbebas dari cengkeraman sang mucikari oleh tim anti-trafficking. Kini Karla sudah jadi seorang advokat yang anti-trafficking, untuk menceritakan pengalaman pahitnya.

Awal tahun, Karla juga sempat membeberkan kisah pilunya itu, langsung pada Paus Fransiskus di Vatikan dan Kongres Amerika Serikat pada Mei silam.

EDITOR : HERMAN. M.

Tinggalkan Balasan