AMERIKA SERIKAT – KawanuaPost.com – Penembakan di Sekolah Dasar (SD) Sandy Hook merupakan sebuah tragedi yang terjadi di Newtown, Connecticut, Amerika Serikat (AS) pada 14 Desember 2012.
Pada hari itu, Adam Lanza, mendatangi sekolah dan melepaskan tembakan membabi buta, menewaskan 20 siswa sekolah dan enam orang staf. Sebelum melakukan aksinya, pemuda berusia 20 tahun itu terlebih dahulu membunuh ibu kandungnya, Nancy Lanza di kediaman mereka.
Menurut laporan, Lanza tiba di Sekolah Dasar Sandy hook sekira pukul 9.30 pagi waktu setempat. Dia langsung melepaskan tembakan di pintu masuk dan memasuki gedung. Mendengar keributan akibat tembakan Lanza, Kepala Sekolah (Kepsek) Dawn Hochsprung, Wakilnya Natalie Hammond, dan psikolog Mary Sherlach, keluar ke lorong untuk melihat apa yang terjadi.
Kepsek Dawn, dan psikolog Mary tewas, sedangkan Natalie mengalami luka akibat terjangan peluru Lanza. Pemuda itu kemudian memasuki kantor utama namun tidak menemukan siapa pun.
Dari kantor sekolah, Lanza memasuki ruang siswa kelas satu di mana dia membunuh guru pengganti Lauren Rosseau, Rachel D’Avino, seorang ahli perilaku dan 14 orang siswa.
Lanza melanjutkan aksinya di ruang kelas berikutnya, menembak Guru Victoria Soto, dan Anne Marie Murphy, seorang asisten guru serta enam orang siswa. Dia kemudian menembak dirinya sendiri dan mengakhiri tragedi pembantaian yang berlangsung selama sekira 11 menit tersebut.
Polisi tiba setelah menerima panggilan 911 lima menit setelah Lanza memasuki gedung sekolah. Namun, mereka tidak sempat menghentikan tragedi berdarah itu. Penyelidikan yang dilakukan polisi mengungkap bahwa Lanza telah membunuh ibunya sebelum melakukan aksinya. Jasad sang ibu ditemukan di rumahnya dengan empat luka tembak di kepala. Total 27 orang tewas dalam tragedi itu.
Tragedi Sandy Hook merupakan peristiwa penembakan massal paling berdarah dalam sejarah AS setelah pembantaian di Kampus Virginia Tech, di Blacksburg, Virginia, 16 April 2007.
Presiden Barack Obama langsung menyampaikan sebuah pidato emosional yang mendesak diambilnya tindakan untuk mencegah terulangnya tragedi. Hari itu Gedung Putih dan gedung-gedung federal lainnya diperintahkan untuk mengibarkan bendera setengah tiang.
Hasil penyelidikan terhadap Lanza mengungkapkan bahwa dia menderita sejumlah masalah perilaku dan psikologis. Lanza juga diketahui terobsesi dengan berbagai peristiwa penembakan massal seperti yang terjadi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Columbine di Colorado pada 1999 dan di Kampus Northern Illinois University di Illinois pada 2008. Meski begitu, motifnya menyerang Sandy Hook sampai saat ini masih merupakan misteri.
Peristiwa ini memicu perdebatan mengenai kontrol senjata api di AS, dan desakan untuk melakukan pemeriksaan latar belakang pada para pembelinya, terutama bagi senjata-senjata jenis semi otomatis. Desakan ini muncul karena rifle Bushmaster XM15-E2S dan tiga senjata api lainnya yang digunakan Lanza dalam pembantaian Sandy Hook merupakan senjata api yang diperolehnya secara legal.
Faktanya, sejak tragedi Sandy Hook sampai Oktober 2015 saat penembakan di San Bernardino yang menewaskan 14 orang, tercatat telah terjadi setidaknya 1.052 peristiwa penembakan massal di AS.
Dari data yang dirangkum kelompok-kelompok pengamat seperti ShootingTracker.com, dan Gun Violent Archive, sepanjang tahun di AS terhitung telah terjadi setidaknya 355 penembakan massal, yang berarti lebih dari satu kejadian per harinya, dengan jumlah korban tewas sebanyak 462 orang.
EDITOR : HERMAN M.