Ini Para Sniper Wanita Negeri Beruang Merah

Para Sniper Wanita Soviet (Foto: Business Insider)
Para Sniper Wanita Soviet (Foto: Business Insider)

KAWANUAPOST.COM – YANG cantik, yang mematikan. Mereka punya kecantikan alami bak bidadari. Tapi jangan sangsikan komitmen mereka untuk negara dengan angkat senjata berjenis senapan yang dilengkapi teleskop, ketika negara mereka jadi target mesin-mesin perang Nazi Jerman, pada Perang Dunia II (PD II).

Di antara para penembak jitu ternama di PD II, hanya Uni Soviet (kini Rusia) yang punya barisan sniper wanita. Tercatat, ada dua ribu di antara 800 ribu prajurit wanita Soviet yang merupakan sniper jempolan.

Dari dua ribu sniper wanita, hanya 500 yang masih hidup saat PD II usai. Sebagai catatan lain, para bidadari kematian ini punya “prestasi”, di mana lebih dari 12 ribu prajurit Jerman serta sekutu-sekutunya yang tewas dari laras senapan Mosin-Nagat atau Tokarev SVT-40 mereka.

Berikut para sniper ternama Negeri Beruang Merah yang tercatat dalam sejarah dunia, sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber:

1. Klaudia Kalugina

1. 1. 6. 1.

Kalugina dikenal sebagai salah satu wanita termuda yang pernah masuk sekolah penembak runduk pada 1943. Kalugina mulai aktif terjun ke medan perang pada musim dingin 1944 dengan total 225 confirmed kills atau catatan penembakan terhadap tentara Nazi Jerman.

2. Roza Shanina

1. 1. 6. 2. rOZA.

Tercatat, 75 tentara Jerman yang jadi korban senapan Roza Shanina. Sempat dijuluki sebagai “Teroris Prusia Timur”, sayangnya Roza tak mampu bertahan hidup sampai perang berakhir. Pada Januari 1945, unitnya tengan terpojok dan Roza, tewas mengorbankan ketika pasang badan untuk seorang perwira unit artileri Soviet.

3. Nina Pavlovna Petrova

1. 1. 6. 3. nINA.

Di antara para sniper muda Soviet, Petrova termasuk yang paling senior. Mengajukan diri secara sukarela di usia ke-48, sniper berjuluk “Mama Nina” itu mencatatkan 122 kali menewaskan tentara musuh. Nahas, Petrova justru tewas bukan saat berperang, melainkan karena kecelakaan mobil di usia 53 tahun, tepat tujuh hari sebelum PD II berakhir.

4. Nina Alexeyevna Lobkovskaya

1. 1. 6. 4. nINA. 1.

Dendam jadi alasan utama Nina Lobkovskaya untuk masuk ke barisan Tentara Merah, pasca-kematian ayahnya, Alexei di “Battle of Voronezh”, Oktober 1942. Kecakapan Lobkovskaya dalam menembak dan punya catatan 89 kills, membuatnya bertugas, tak hanya di Angkatan Darat Soviet, tapi juga Angkatan Laut dengan mengomandani 100 sniper wanita Soviet lainnya.

5. Tatiana Ignatovna Kostryna

1. 1. 6. 5. Tatiana.

Kostryna, jadi salah satu sniper wanita Soviet lainnya yang tak kalah cemerlang, dengan catatan 125 kills sepanjang kariernya di Front Timur PD II. Pada 1943, Kostryna bahkan sudah memegang komando satu batalion infantri, setelah komandan dan hampir semua staf di batalion itu tewas dalam pertempuran.

6. Lyudmila Mykhailivna Pavlychenko

1. 1. 6. lYUDMILA.

Oleh teman-temannya semasa kuliah di Universitas Kyiv, si cantik ini dipanggil “Lyuda”. Tapi buat para tentara Jerman, sebutannya “Lady Death” atau “Wanita Kematian”. Di antara para sniper wanita Negeri Beruang Merah, nama Lyuda disebut-sebut sebagai yang paling jempolan.

Total, Lyuda mencatatkan 309 kills hanya dalam kurun waktu 14 bulan, sejak bertugas pada 1941 di Divisi Senapan ke-25 Tentara Merah. Namun gadis jelita kelahiran Bila Tserkva ini terpaksa ditarik mundur dari medan peperangan, pasca-terluka di tengah-tengah gempuran mortir Jerman. Sejak saat itu, Lyuda tak pernah lagi terjun ke medan perang, di mana prestasinya dijadikan “bahan” propaganda dan pembicara publik.

Lyuda bahkan jadi warga Soviet pertama yang pernah diundang ke Gedung Putih oleh Presiden Franklin Delano Roosevelt, beserta istri, Eleanor. Setelah perang usai, Lyuda memilih menyelesaikan kuliah dan menjadi sejarawan. Sedikit banyak, kehidupan Lyuda “diabadikan” di film produksi Rusia-Ukraina, “Battle for Sevastopol” yang dirilis 2015 lalu.

EDITOR : HERMAN MANUA

Tinggalkan Balasan