Atas Kepemilikan Senjata di AS, Obama Keluarkan Aturan Pengetatan

Obama keluarkan kebijakan pengetatan kepemilikan senjata. (Foto: SMH)
Obama keluarkan kebijakan pengetatan kepemilikan senjata. (Foto: SMH)

WASHINGTON DC – KawanuaPost.com – Presiden Amerika Serikat Barrack Obama membuka pembicaraan soal pengetatan peredaran senjata di negaranya. Sejumlah langkah telah dicanangkan suami Michelle Obama menyusul maraknya penembakan di AS yang jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun.

“Lobi perdagangan senjata bisa saja menyandera anggota kongres kita, tetapi mereka tidak bisa menyandera seluruh Amerika,” serunya, dilansir dari Belfast Telegraph, Rabu (6/1/2016).

Pasalnya, amandemen kedua konstitusi AS membolehkan warganya untuk menyimpan senjata demi perlindungan diri. Aturan ini berlaku sejak 15 Desember 1971. Namun begitu, Obama meyakinkan bahwa kebijakan yang tengah ia susun ini tidak akan mencederai amandemen kedua tersebut. Bagaimana pun, menurutnya, pemerintah perlu melakukan sesuatu untuk meminimalisir insiden penembakan brutal di AS.

“Ini bukan rencana terselubung untuk menyita semua senjata kalian. Selama kalian lolos uji pemeriksaan latar belakang, maka kalian bisa memilikinya,” terang sang presiden.

Orang nomor satu di AS itu sampai menitikkan air mata ketika ia membahas banyaknya korban yang meninggal karena aksi kekerasan bersenjata selama setahun terakhir.

“Masalahnya, insiden seperti ini terjadi karena beberapa penjual beroperasi di bawah aturan yang berbeda,” ujarnya.

Obama juga menyatakan, para penjual senjata tidak perlu khawatir penjualannya akan menurun dengan adanya kebijakan tersebut. Meskipun aturan baru hanya memperbolehkan penjual senjata berlisensi untuk berdagang. Dengan demikian pemerintah bisa memantau dan mewajibkan mereka untuk melakukan pemeriksaan latar belakang pada pembeli.

“Sayangnya, para penjual senjata di pameran, situs internet dan pasar loak menolak untuk mendaftar sebagai dealer berlisensi,” tambahnya.

Dalam hal ini, Gedung Putih dikabarkan telah mengumumkan kepada para penjual mengenai rencana pengetatan peredaran senjata ini, termasuk akan adanya 230 agen baru FBI yang ditempatkan bagi para penjual senjata guna memastikan proses pemeriksaan latar belakang itu dipatuhi para dealer senjata.

EDITOR : HERMAN M.

Tinggalkan Balasan