KAWANUAPOST.COM – INTELIJEN perempuan dalam sejarah, selalu dimanfaatkan untuk menggoda para pejabat laki-laki. Kemolekan dan kerupawanan mereka dijadikan modal penyamaran yang mampu mengorek informasi paling rahasia sekalipun.
Modus spionase dengan jalan menempatkan wanita-wanita cantik bukanlah hal baru. Hebatnya, mereka tidak hanya cantik dan memikat, tetapi juga begitu terlatih, cerdas dan berani. Risikonya berat, jika penyamaran mereka terbongkar, tentu mereka akan dihukum berat oleh negara yang dirugikan.
Berikut adalah empat mata-mata paling cantik di dunia yang menyamar sebagai wanita penggoda untuk menggali informasi, kekuatan dan kelemahan musuh. Identitas mereka terkuak setelah tertangkap oleh intelijen negara lawan yang dimata-matai.
1. Mata Hari
Wanita yang ahli menari erotis ini disebut-sebut sebagai agen rahasia wanita terbaik di dunia alias ratunya mata-mata. Agen cantik kelahiran Belanda ini memiliki nama asli Margaretha Geertruida Zelle. Kabarnya, darah Jawa, Indonesia juga mengalir dalam tubuhnya.
Kariernya sebagai ratu mata-mata dimulai pada 1905. Dengan penampilan nyaris bugil dan tarian menggoda, Mata Hari mampu menyedot perhatian penonton lintas Eropa, antara lain Berlin, Vienna dan Madrid. Banyak diantara pengagumnya berasal dari kalangan militer dan tokoh politik di Eropa.
Tidak jelas untuk siapa sebenarnya Mata bekerja. Menurut intelijen Prancis saat itu, Mata dibayar untuk mengawasi Belgia. Namun, kemudian ia menjadi agen ganda dengan bekerja untuk Jerman juga.
Kariernya berakhir pada 15 Oktober 1917, saat usianya menginjak 41 tahun. Ia ditangkap dan dieksekusi mati oleh regu tembak Prancis di Vincennes. Sekira 15 algojo dikerahkan untuk menembaknya, namun dengan berani Mata Hari menolak memakai penutup mata.
2. Stephanie Julianna von Hohenlohe
Stephanie adalah seorang putri yang cantik dan lahir dari keluarga kaya raya di Jerman. Selama menjalani kariernya sebagai mata-mata, ia memanfaatkan kecantikan dan statusnya untuk menggaet aristokrat-aristokrat Jerman pada tahun 1930-an.
Keahliannya bersosialisasi kabarnya juga mampu menaklukkan hati para menteri kabinet Kerajaan Britania Raya pada masa itu. Hal ini menjadi keuntungan besar bagi Nazi di bawah pimpinan ‘The Fuhrer’ Adolf Hitler.
Pasca-Perang Dunia (PD) II kariernya sebagai mata-mata Jerman di Inggris berakhir. Agar tidak tertangkap, ia pindah ke Amerika Serikat dan menetap di sana. Setelah identitasnya terungkap, ia diminta pemerintah setempat membuat profil psikologis tentang Hitler pada tahun 1943.
3. Anna Chapman
Anna Chapman dikenal sebagai Si Rambut Menyala yang Cantik dari Rusia. Ia ditangkap bersama sembilan orang lainnya pada tahun 2010 atas dugaan keterlibatan dalam jaringan mata-mata program ilegal.
Anna bekerja sebagai agen rahasia Rusia yang jelas tujuannya adalah untuk menyusup ke lingkaran sosial dan politik tingkat elit. Pendidikan terakhirnya, yakni sarjana ekonomi dengan IQ 162.
Ia lahir sebagai seorang bangsawan, putri dari pejabat senior di KGB. Pada tahun 2001, ia menikahi pria Inggris Alex Chapman dan mendapatkan kewarganegaraan ganda Rusia-Inggris. Sayang pernikahannya berujung perceraian. Ia pindah ke Manhattan dan mengirim banyak informasi sensitif dari sana ke Kremlin.
In this photo taken Friday, June 8, 2012, Russian ex-spy Anna Chapman walks a Turkish catwalk at a fashion show in Antalya, Turkey. The 30-year-old Chapman was deported from the United States in 2010 along with nine other Russian sleeper agents. (AP Photo)
Dia ditangkap FBI pada tahun 2010 saat diminta untuk meneruskan paspor palsu ke mata-mata lain. Berkat saran ayahnya, ia menyerahkan diri beserta barang buktinya. Ia ditahan, namun tak berapa lama ia dibebaskan dan dideportasi ke negara asalnya.
Sejak saat itu, ia beralih profesi jadi selebriti dan pernah mengisi sampul terdepan majalah Maxim di Rusia. Atas jasa-jasanya, ia menerima satu medali tertinggi untuk mata-mata di Rusia.
4. Josephine Baker
Mata-mata yang satu ini juga menyembunyikan identitasnya dalam rupa penari erotis. Josephine Baker bekerja untuk Prancis. Ia terkenal pandai menari, menyanyi, berakting dan aktivis rakyat sipil serta mata-mata perlawanan Prancis.
Ia pindah dari Amerika Serikat ke Paris pada 1925. Sejak itulah kariernya sebagai agen rahasia dimulai. Ia resmi direkrut intelijen Prancis pada 1939 sebagai koresponden terhormat untuk mengumpulkan informasi tentang lokasi pasukan Jerman dari pejabat di banyak pihak yang akan menghadiri kedutaan dan kementerian di seluruh Eropa.
Bahkan ketika Nazi Jerman menginvasi Prancis, popularitas Baker memungkinkannya bergerak bebas dan membawa informasi untuk transmisi ke Inggris, ditulis dengan tinta kasat mata pada lembaran musiknya.
Setelah PD II, ia kembali ke AS dan berperan penting dalam gerakan hak-hak sipil yang di sana. Ia bahkan pernah menerima ancaman pembunuhan dari Klu Klux Klan.
Pada tahun 1963, Josephine Baker adalah satu-satunya pembicara wanita resmi di Washington saat Martin Luther King menyampaikan pidatonya yang paling terkenal, “saya punya mimpi.”
EDITOR : HERMAN MANUA.