KAIRO – KawanuaPost.com – Umat Kristen Ortodoks biasanya baru merayakan Natal pada pekan awal Januari. Begitu juga umat Kristen Koptik di Mesir yang mengadakan perayaan kelahiran Yesus Kristus itu pada Rabu 6 Januari meski di tengah penjagaan ketat petugas keamanan.
Polisi menyisir sekira 300 gereja di ibu kota Kairo untuk memastikan tidak ada bahan peledak. Polisi juga memasang barikade penjagaan sebelum orang-orang memenuhi jalanan di seluruh Mesir. Penjagaan ketat itu dilakukan polisi untuk mengamankan perayaan Natal dari kelompok pemberontak Muslim.
“Target kami adalah meminimalkan ancaman percobaan kekerasan yang dapat mengganggu jalannya perayaan,” ujar Mayor Jenderal Polisi Gemal Halawa, seperti dilaporkan ABC News, Jumat (8/1/2016).
Serangan kelompok pemberontak meningkat usai militer menggulingkan Presiden Muhammad Mursi pada 2013. Umat Kristen Ortodoks Mesir diketahui merupakan pendukung utama penggulingan tersebut. Sejak itu, umat Kristen Mesir menjadi sasaran militan Islam pendukung Mursi. Mereka menuduh umat Kristen-lah yang menginspirasi militer untuk melakukan kudeta.
Presiden Abdul Fattah el Sisi turut menghadiri perayaan Natal di salah satu gereja. Menteri Pertahanan di era Presiden Mursi itu dianggap sebagai pahlawan oleh kalangan Kristen Koptik yang selama ini menerima diskriminasi. Kehadiran El Sisi juga tercatat sebagai pemimpin Mesir pertama yang menghadiri perayaan Natal sepanjang sejarah.
Namun, El Sisi tetap dikritik karena diskriminasi masih terjadi di bawah kepemimpinannya. Meski begitu, umat Kristen Koptik tetap memuji langkah El Sisi untuk menghadiri perayaan Natal di Gereja Santo Markus di tengah pengamanan ketat aparat terhadap dirinya.
EDITOR : HERMAN M.