KAWANUAPOST.COM – PERBATASAN yang memisahkan dua negara adalah sebuah lokasi yang rawan dan dijaga ketat. Wilayah tersebut biasanya ditempatkan pos-pos pemeriksaan untuk memonitor warga negara atau warga asing yang lalu lalang.
Biasanya, dengan melalui serangkaian pemeriksaan dan melengkapi syarat-syarat yang dibutuhkan, seseorang bisa mendapatkan izin untuk memasuki negara lain dengan aman. Namun, di beberapa negara, melintasi perbatasan atau tinggal di wilayah perbatasan berarti bertaruh nyawa.
Keadaan berbahaya itu bisa disebabkan beberapa hal, misalnya, sengketa, konflik antara dua negara bertetangga, pertikaian, kelompok pemberontak, bahkan beberapa disebabkan oleh keadaan geografis yang tidak bersahabat.
Berikut lima perbatasan yang dinilai paling berbahaya di dunia, dari berbagai sumber yang dirangkum MediaManado.com, Senin (11/1/2016).
1. Zona Demiliterisasi Korea Utara dan Korea Selatan
Wilayah yang memisahkan Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) ini tidak diragukan lagi merupakan satu wilayah perbatasan paling berbahaya di dunia. Membentang sepanjang sekira 241 kilometer, dan memiliki lebar sekira empat sampai delapan kilometer, zona demiliterisasi (demiliterize zone/DMZ) dipenuhi dengan ranjau dan kawat berduri. Lokasi itu juga merupakan salah satu tempat dengan penjagaan paling ketat di muka bumi dengan sekira dua juta personel militer yang ditempatkan di sana.
Sejak gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea disetujui pada 1953, DMZ telah menjadi tempat terjadinya berbagai insiden yang dapat menyulut kembali terjadinya perang terbuka antara kedua negara bertetangga itu, seperti insiden terlukanya seorang prajurit Korsel akibat ledakan ranjau pada Agustus 2015 yang berujung tembak menembak artileri antara dua seteru tersebut.
2. Perbatasan Amerika Serikat (AS) dengan Meksiko
Yang membuat perbatasan antara AS dan Meksiko menjadi wilayah yang berbahaya bukanlah wilayah konflik antara dua negara bertetangga, melainkan kartel obat bius dan kriminal yang menjalankan bisnis penyelundupan di wilayah itu.
Kartel obat bius di wilayah perbatasan AS-Meksiko dikenal sebagai kelompok-kelompok kejam yang tidak segan-segan membunuh lawan-lawannya dengan berbagai cara, baik eksekusi, penembakan membabi buta dan pemenggalan. Selain obat bius, mereka juga menjalankan bisnis penyelundupan dan perdagangan manusia.
Keadaan geografis perbatasan yang didominasi gurun luas juga banyak memakan korban para imigran ilegal yang tersesat dan kehausan saat mencoba menyeberang dari Meksiko ke AS.
3. Perbatasan Pakistan dan Afghanistan
Pakistan dan Afghanistan bukanlah dua negara yang bermusuhan, namun kedua negara ini memiliki gejolak politik dan sering dilanda konflik yang melahirkan kelompok-kelompok militan, terutama di Afghanistan.
Salah satu kelompok militan yang paling dikenal di kedua negara ini adalah Taliban yang pernah berkuasa di Afghanistan. Kelompok ini sering beroperasi melintasi perbatasan terlibat konflik bersenjata dengan pasukan keamanan kedua negara.
Selain itu berbagai suku dan etnis yang ada di wilayah perbatasan juga sering menimbulkan konflik yang memanaskan situasi di wilayah itu menjadikannya salah satu daerah perbatasan paling berbahaya di dunia.
4. Perbatasan Chad dan Sudan
Chad dan Sudan merupakan dua negara Afrika yang selama bertahun-tahun dilanda konflik bersenjata dan perang saudara. Imbasnya, perbatasan kedua negara menjadi sebuah yang sangat rawan dengan berbagai kegiatan kriminal dan kelompok-kelompok pemberontak.
Pemerkosaan, pembunuhan, penculikan dan perekrutan tentara anak bukanlah sesuatu yang aneh terjadi di wilayah itu. Pemerintah Chad dan Sudan berusaha menggalang kerjasama untuk menanggulangi hal ini dengan membentuk sebuah gugus tugas yang terdiri dari pasukan militer gabungan kedua negara.
5. Perbatasan India dan Pakistan
Kedua negara bertetangga ini telah bermusuhan sejak dipisahkan menjadi dua negara oleh Inggris pada 1947. Sejak saat itu, kedua negara yang memiliki persenjataan nuklir ini telah terlibat dalam sedikitnya tiga perang yang memakan puluhan ribu korban jiwa.
Permusuhan kedua negara membuat insiden tembak menembak artileri dan penyerbuan kecil di sepanjang perbatasan sangat sering terjadi. Keadaan ini diperparah dengan munculnya kelompok-kelompok pemberontak, terutama yang berasal dari wilayah sengketa Jammu-Kashmir yang ingin memerdekakan diri.
Belakangan ini pemimpin kedua negara tampaknya ingin mengakhiri pertikaian yang telah berlangsung selama puluhan tahun dan merintis upaya menuju perdamaian. Namun, hal itu belum menjadikan wilayah perbatasan ini menjadi tempat yang lebih aman.
EDITOR : HERMAN MANUA.