Ini Alasan Penthouse Berhenti Cetak Majalah

Cover Majalah Penthouse. (Foto : Istimewa)
Cover Majalah Penthouse. (Foto : Istimewa)

NEW YORK a�� KawanuaPost.com – Majalah pria dewasa Penthouse resmi menutup edisi cetaknya dan sepenuhnya beralih ke bentuk digital. Setelah lebih dari setengah abad beredar, majalah ini akhirnya menyatakan kalah pada kemunculan internet yang berdampak pada digitalisasi media.

Majalah pria dewasa ini akan terus didistribusikan secara online, dengan bermigrasi ke PenthouseMagazine.com. Sebagai bagian dari transisi, publikasi majalah ini berpindah tangan ke FriendFinder Networks yang bermarkas di Los Angeles, Amrika Serikat.

Pihak FriendFinder Networks mengaku ingin memindahkan pengalaman pelanggan setianya dalam menikmati majalah cetak ke versi digital.

“Ini akan menjadi cara baru bagi pembacanya untuk menikmati majalah dewasa terbaik di dunia,a�? kata FriendFinder Networks dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh The Wall Street Journal, seperti dikutip dari dailymail.co.uk, Senin (18/1/2016) kemarin.

a�?Versi digital majalah Penthouse akan menggabungkan dan mengalihkan kebiasaan pembaca menyukai pengalaman membaca majalah cetak ke kekuatan pengalaman digital,a�? lanjut laporan tersebut.

Penthouse didirikan pada tahun 1965 di Inggris oleh Bob Guccione. Empat tahun kemudian, majalah ini meluncurkan edisi AS pertama. Pada masa jayanya, sirkulasi Penthouse secara rutin melampaui 5 juta kopi per bulan.

Pemiliknya kemudian dinobatkan di jajaran 400 orang terkaya di dunia versi Majalah Forbes dengan kekayaan bersih USD400 juta pada tahun 1982.

Majalah Penthouse Tak Pernah Untung Sejak 2008

19. 1. 5. b.
Sejak didirikan pada 1965, majalah dewasa a�?Penthousea�? akhirnya mengumumkan tak lagi menerbitkan edisi cetak.

Kini, majalah yang dulunya merupakan pesaing a�?Playboya�? itu beralih ke edisi online, a�?penthousemagazine.coma�?.

Kantor Penthouse edisi cetak di New York pun ditutup dan semua operasi Penthouse yang diinduki perusahaan FriendFinder Networks, dijalankan di Los Angeles.

a�?Perubahan ini akan terus membuat Penthouse kompetitif di masa depan dan secara mulus akan mengombinasikan fitur-fitur bergambar kami yang tak sama dengan konten editorial, serta video broadcast kami,a�? ungkap CEO FriendFinder, Jonathan Buckheit, dilansir Digital Trends, Selasa (19/1/2016).

Di masa jayanya, Penthouse sempat punya hasil penjualan lima juta kopi dalam sebulannya. Tapi majalah dewasa yang didirikan Bob Guccione itu juga bukannya tak pernah lepas dari kontroversi.

Pada 1984, kontroversi yang dimunculkan Penthouse dengan gambar-gambar telanjang Miss America, Vanessa Williams, berujung dicabutnya lagi gelar ratu kecantikan Amerika Serikat (AS) itu.

Pada 1985, Penthouse juga pernah menerbitkan sejumlah gambar telanjang Madonna, sebelum sang diva itu naik daun dan punya nama besar hingga saat ini.

Di sisi lain, sebelum FriendFinder mengambilalih Penthouse, Guccione sempat membuat pesaing a�?Playboya�? itu merugi, lantaran terjebak beberapa investasi yang keliru, di mana salah satunya ketika berinvestasi pada film a�?Caligulaa�? pada 1979 yang merupakan produk gagal total.

Sejak saat itu, Penthouse tak pernah lagi mencapai masa kejayaan kedua. Bahkan Penthouse tak pernah meraup keuntungan lagi sejak 2008.

Pada 2013, tiga tahun setelah meninggalnya Guccione, Penthouse menyatakan diri merugi. Buntutnya, saham FriendFinder tak lagi bisa diperjualbelikan di pasar saham.

EDITOR : HERMAN M.

Tinggalkan Balasan