KAWANUAPOST.COM – Pemerintah Meksiko sudah meregulasikan bisnis prostitusi sejak 1885. Akan tetapi, dari 31 negara bagian di Meksiko, tak satu pun yang melegalkan berdirinya rumah bordil maupun hadirnya mucikari.
Pun begitu, nampaknya pelarangan rumah-rumah bordil dan mucikari seolah a�?formalitasa�? belaka. Pasalnya di beberapa kawasan, terutama di Ibu Kota Mexico City, sejumlah rumah bordil masih beroperasi.
Pemerintah Negeri Sombrero sangat menekankan, di mana para pekerja seks komersial (PSK), setidaknya harus berusia 18 tahun ke atas.
Selain itu, para PSK itu harus mau melakukan cek kesehatan dan selalu membawa kartu kesehatan mereka saat menjajakan diri ke pria-pria hidung belang. Banderol mereka pun bervariasi dan tidak hanya a�?kelayapana�� di malam hari, tapi juga di siang a�?bolonga��.
Mereka tersebar di sejumlah zona roja atau semacam red-light district (lokalisasi), seperti di Nuevo Laredo, Tijuana, Tuxtla GutiA�rrez, Chiapas, Ciudad JuA?rez, CancA?n, Acapulco, Guadalajara dan tentunya di Mexico City, tepatnya di area a�?Reforma Districta�?.
Distrik yang dulunya merupakan salah satu pusat ekonomi besar itu, kini berubah jadi salah satu destinasi utama turis yang ingin berwisata seks. Reforma District juga tak jarang jadi tempat berkumpulnya para komunitas gay.
Para PSK biasanya a�?mejenga�� di kawasan dalam bernama Plaza Garibaldi, Suarez Metro Stop, hingga Merced Street. Lusinan mucikari juga bakal menyebar menawarkan jasa para PSK kepada turis asal Eropa atau pekerja migran asal Asia yang ditarifkan sekira USD60 (Rp832 ribu) per jamnya.
Selain di Mexico City, red-light district atau lokalisasi ternama dan dikatakan terbesar di kawasan Amerika Utara, terletak di Zona Norte atau Zona Utara di Tijuana. Bar-bar yang menyediakan penari striptis tersebar di area Calle Coahuilla.
Di area itu juga tersebar para PSK dengan surat izin dan punya kartu kesehatan bulanan yang menjajakan diri di pinggir jalan, serta sejumlah tempat-tempat hiburan lain yang juga punya fungsi lain sebagai rumah bordil
Di sisi lain meski pemerintah acap memberi pengawasan soal kesehatan, eksistensi prostitusi anak masih jadi pekerjaan rumah (PR) yang serius untuk ditangani.
Pasalnya Meksiko juga jadi salah satu destinasi utama para pedofil untuk mengeksploitasi PSK anak, sebagaimana di Thailand, Kamboja, Kolombia, India dan Brasil.
Sekira belasan ribu PSK anak, saat ini diyakini masih jadi korban perdagangan seks dan jumlah mereka selalu meningkat sejak 16 tahun terakhir.
Salah satu lokasi terburuk prostitusi anak di dunia juga ada di Meksiko, tepatnya di Chiapas. Kemiskinan selalu jadi pembenaran buat PSK anak menjajakan diri.
Mereka yang memang secara a�?sukarelaa�? menjadi PSK, kerap membohongi pelanggan jika ditanya soal usia mereka. Pelanggan PSK anak juga sangat variatif, mulai dari turis asing, aparat militer-polisi, pegawai pemerintah, hingga pebisnis.
Tidak hanya prostitusi anak, pemerintah Meksiko juga seperti halnya di beberapa negara lain, masih kerepotan membereskan problem human trafficking atau perdagangan manusia.
Meksiko dikenal tak hanya sebagai sumber, tapi juga negara transis, hingga negara destinasi perdagangan manusia. Kebanyakan dari mereka merupakan korban penculikan.
Sebagian besar dari para korban itu merupakan imigran yang awalnya dirampok, diperkosa geng kriminal, hingga akhirnya dipekerjakan secara paksa di sejumlah bar a�?esek-eseka��.
Mayoritas wanita non-Meksiko yang kerap jadi korban biasanya merupakan wanita asal Brasil, Kuba, Ekuador, China, Taiwan, Korea Selatan, India, Uruguay, negara-negara Eropa Timur, serta dari Amerika Serikat.
EDITOR : HERMAN MANUA.