KAWANUAPOST.COM – Praktik korupsi di negara manapun, termasuk di Indonesia sudah menjadi bahaya laten. Bahkan, perkara rasuah ini sudah semakin kaya akan modus operandinya, tak terkecuali pola pencucian uang yang tengah marak terjadi di Tanah Air.
Sebagai salah satu ancaman besar bangsa, korupsi sudah sewajibnya diperangi dan diberantas secara menyeluruh tanpa pandang bulu atau kasta. Namun, niatan pemberantasan korupsi itu terlebih dahulu harus dimiliki seorang pemimpin sebuah negara.
Jika tidak ada niat dibarengi upaya, maka pemberantasan korupsi hanya akan menjadi isapan jempol belaka. Pemimpin bangsa pembasmi koruptor tentu menjadi idaman dan bakal dicintai rakyatnya.
Menurut penelusuran KawanuaPost.com, terdapat lima Presiden di dunia paling anti terhadap koruptor. Siapakah dia? Simak ulasannya di bawah ini :
Felipe Calderon (Meksiko)
Pria bernama lengkap Felipe de Jesus CalderA?n Hinojosa lahir di Morelia, Michoacan, Meksiko, 18 Agustus 1962. Ia adalah Presiden Meksiko yang berasal dari Partido Accion Nacional (Partai Aksi Nasional), satu dari tiga partai politik besar yang ada di Meksiko. Ia menjabat pada 2006-2012.
Felipe Calderon dikenal sebagai Presiden paling tegas memberantas korupsi di negaranya. Ia pernah memecat lebih dari 4.500 anggota polisi Meksiko terkait kasus rasuah, penyalahgunaan jabatan, dan kejahatan terorganisir.
Indeks Persepsi Korupsi versi Transparency International mencatat, angka praktik korupsi di Meksiko masih berada jajaran 100 besar, bersama Gabon, Argentina, Indonesia, Malawi, Madagaskar dan lainnya dengan skor 3,0.
Lee Myung Bak (Korea Selatan)
Lee Myung Bak adalah Presiden Korea Selatan periode 2008-2013. Pria kelahiran Osaka, Jepang, 19 Desember 1946 itu pernah menjabat sebagai Wali Kota Seoul dan Chief Executive Officer (CEO) Hyundai Engineering and Construction dan wali kota Seoul.
Lee Myung Bak dikenal paling anti terhadap kejahatan korupsi. Ia pernah memerintahkan kepolisian untuk menangkap kakaknya sendiri, Lee Sang Deuk yang duduk di kursi parlemen.
Lee Sang Deuk dituding menerima suap Rp4,9 miliar dari direktur dua bank bermasalah. Disebutkan bahwa uang itu diterima Deuk selama rentang waktu 2007-2011 sebagai imbalan atas bantuan terhadap para pimpinan bank itu guna menghindar dari audit bank sentral di negara ginseng tersebut.
Benigno Aquino III (Filipina)
Benigno Simeon Cojuangco Aquino III adalah Presiden Filipina yang terpilih pada Pemilihan Presiden (Pilpres) Filipina tahun 2010 lalu. Pria kelahiran 8 Februari 1960 berasal dari Partai Liberal Filipina.
Benigno Aquino III pernah memerintahkan penahanan terhadap mantan Presiden Filipina ke-14, Gloria Macaraeg Macapagal Arroyo terkait kasus penyalahgunaan dana lotere nasional senilai Rp84 miliar.
Ia bahkan memecat sembilan orang pejabat di kantor lotere nasional itu. Arroyo dan para kaki tangannya itu terancam hukuman penjara seumur hidup atas perbuatannya tersebut.
Ollanta Moises Humala Tasso (Peru)
Ollanta Moises Humala Tasso ialah Presiden Peru yang mulai menjabat pada 28 Juli 2011. Di awal jabatannya sebagai orang nomor wahid di negara itu, ia melakukan terobosan besar di lembaga kepolisian.
Ollanta memecat 30 dari 45 jenderal polisi, termasuk Kepala Kepolisian Raul Bacerra yang terseret kasus rasuah di negara itu.
Bacerra kemudian digantikan oleh Jenderal Raul Salazar. Indeks Persepsi Korupsi versi Transparency International mencatat, angka korupsi negara di Amerika Latin itu menduduki peringkat 80, dengan skor 3,4.
Ellen Johnson Sirleaf
Ellen Johnson Sirleaf adalah wanita pertama yang menjadi Presiden di benua Afrika. Wanita kelahiran 29 Oktober 1938 itu menjadi Presiden Liberia ke-24 dan mulai menjabat pada 16 Januari 2006 hingga sekarang.
Ellen dikenal sebagai Presiden wanita paling garang dalam memerangi praktik korupsi di negaranya. Ia bahkan pernah memecat anaknya sendiri bersama 45 pejabat negara lain akibat menolak menyerahkan daftar kekayaan pada komisi antirasuah di negara itu.
Ia tidak memperbolehkan anaknya dan para oknum pejabat lain tersebut kembali menjabat posisinya jika belum memberikan deretan penghasilan diperoleh dan berikut sumber otentiknya.
Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi versi Transparency International, Liberia menduduki peringkat 91. Dengan demikian, penanganan korupsi di negara ini jelas lebih baik ketimbang Indonesia yang berada di posisi 100 besar.
EDITOR : HERMAN MANUA.