KAWANUAPOST.COM – HARI kasih sayang selalu menjadi salah satu momen yang dinanti-nantikan sepasang kekasih atau mereka yang sedang kasmaran. Pada hari istimewa, yang bukan hari libur nasional ini, biasanya orang-orang berbagi coklat (atau makanan manis lainnya) sebagai simbol kasih sayang. Tidak sedikit juga yang memberikan seikat bunga mawar bagi orang yang dicintai.
Namun begitu, tidak semua orang memaknai hari berbagi kasih ini sebagai hari yang baik. Beberapa negara bahkan menganggap hari Valentine merusak budaya lokal dan meracuni pikiran generasi mudanya.
Berikut adalah lima negara yang melarang perayaan Hari Kasih Sayang atau Valentinea��s Day, seperti dilansir dari The News Tribe, Minggu (14/2/2016):
1. Florida
Menurut kepercayaan Katolik, hari kasih sayang dirayakan untuk memperingati kematian martir St. Valentine. Beredar kisah cinta menarik yang melibatkan si santo dan kepribadian yang penuh cinta kepada Tuhan dan sesama. Walau belum jelas, sebenarnya siapa santo atau santa yang namanya dijadikan simbol romantisme bulan Februari ini.
Budaya ini berasal dari negara barat, seperti Amerika dan Eropa. Meski bukan hari libur nasional, perayaan dengan saling kirim kartu ucapan pada hari cinta ini, merupakan kedua terbesar setelah Hari Natal.
Akan tetapi, ada satu negara bagian di Amerika Serikat yang menolak merayakan Hari Kasih Sayang itu pada tahun ini. Negara tersebut adalah Florida.
Kepala SMA Lake Nona diwartakan telah melarang perayaannya di muka umum. Para murid yang kedapatan membawa balon, boneka beruang atau bunga dan hadiah-hadiah Valentine lainnya akan disita oleh pihak sekolah. Aturan ini juga diterapkan di beberapa SMA lain di sekitarnya, termasuk sekolah dasar di Minnesota.
2. Rusia
Negeri Beruang Merah ternyata juga termasuk negara yang tidak menyambut kedatangan hari kasih sayang ini. Pada 2011, Gubernur Belgorod di Rusia melarang Valentinea��s day dengan tujuan melestarikan keamanan spiritual. Pemerintah konservatif menanggap, fenomena hari berlambang hati itu sebagai perayaan yang tidak sehat karena merusak moral generasi mudanya.
3. Malaysia
Di Negara Malaysia yang penduduknya mayoritas beragama Muslim, Hari Kasih Sayang ikut diharamkan. Merayakan hari Valentinea��s di Negeri Menara Kembar sama saja dengan melanggar hukum dan disandingkan sebagai tindak kejahatan.
Pasalnya, pemerintah geram karena hari romantisme ini sering dimanfaatkan sepasang kekasih yang belum menikah untuk melakukan hubungan suami-istri. Pada 2012, sejoli muda di tangkap kepolisian setempat karena dianggap melakukan pendekatan intim.
4. Arab Saudi
Lumrah rasanya mengetahui bahwa Arab Saudi menjadi salah satu negara yang melarang perayaan Hari Kasih Sayang. Mengingat, memang banyak hal yang dilarang dilakukan oleh warga negaranya.
a�?Sebagi orang Islam, kita tidak seharusnya merayakan perayaan non-Muslim (seperti Valentinea��s day). Terutama yang memicu terjadinya hubungan tidak bermoral antara pria dan wanita yang belum menikah,a�? kata Sheikh Khaled Al-Dossari, sarjana ilmu Islam kepada Saudi Gazette pada 2008.
Hasil gambar untuk Arab Saudi banned valentine’s day
5. Iran
Negara berpenduduk Muslim Syiah, yang sering dikucilkan negara Muslim Sunni ini nyatanya sehati dengan Arab Saudi.
a�?Simbol hati, setengah hati, mawar merah dan segala kegiatan yang mempromosikan Hari Valentine dilarang. Otoritas akan menindak tegas setiap pelanggaran,a�? demikian pernyataan resmi pemerintah Iran pada 2011.
Hari Kasih Sayang dilarang pemerintah karena dianggap melanggar moral, tidak sesuai dengan ajaran agama dan meracuni generasi muda. Seperti diketahui, 70 persen penduduk Iran berusia di bawah 30 tahun.
6. Pakistan
Presiden Pakistan Mamnoon Hussain pada tahun ini pun menghimbau warganya untuk tidak merayakan hari cinta kasih yang diperingati tiap 14 Februari. Seruan yang didukung kuat oleh para ulama garis keras di negara yang berbatasan dengan India tersebut.
Menurut Hussain, perayaan Valentine adalah hari raya agama Kristen dan kental pengaruh budaya barat. Dasar ini, menjadi alasan utama perayaan itu terlarang bagi umat Muslim, dianggap penghinaan terhadap Islam dan membahayakan nilai-nilai agama yang mereka anut.
EDITOR : HERMAN MANUA.