Inilah Sistem Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden AS

Para bakal calon dari masing-masing partai yang akan memperebutkan kursi nomor satu di Negeri Paman Sam. (Foto: VOA)
Para bakal calon dari masing-masing partai yang akan memperebutkan kursi nomor satu di Negeri Paman Sam. (Foto: VOA)

KAWANUAPOST.COM – SETIAP empat tahun sekali, Amerika Serikat mengadakan kontestasi politik untuk membenahi rumah tangga mereka. Memilih presiden dan wakil presiden melalui pemilihan umum yang dipenuhi pidato politik dan kampanye selama satu tahun penuh.

Sejauh ini, pemilihan presiden AS sendiri sudah berlangsung untuk yang ke-45 kalinya. Di mana sejak 1856, hanya ada dua partai besar yang bertarung memperebutkan kursi tertinggi di negara adi daya, yakni Republik (yang didirikan pada 1824) dan Demokrat (yang didirikan pada 1854).

Pemilihan umum yang ada di Negeri Paman Sam terbilang rumit, jika dibandingkan dengan pilpres di Indonesia. Dengan kondisi, rakyat langsung memilih sepaket presiden dan wakil presiden yang sudah berkoalisi partai pengusungnya. Sementara di AS, pemilihannya tidak benar-benar langsung dari rakyat kepada capres-cawapresnya, melainkan melalui lembaga pemilih yang disebut Ellectoral College.

Ellectoral college akan memegang peranan penting untuk menentukan presiden dan wakil presiden yang baru.

Sistem pemilu AS terdiri dari dua jenis, yakni pemilihan pendahuluan berserta kaukus (primary election dan caucuses) dan pemilihan presiden.

Pemilu Pendahuluan

Pada bulan Januari sampai Juni pada tahun genap, warga negara bagian AS mengikuti pemilihan umum yang diselenggarakan oleh masing-masing partai. Kebijakan tertulis sebenarnya tidak pernah ada mengenai kepastian tata cara dilaksanakannya pemilu pendahuluan. Oleh karena itu, pelaksanaannya diatur sendiri oleh tim pemilu partai, guna menentukan satu bakal capres untuk mewakili partainya di antara banyaknya nominasi kandidat.

Pada tahun 2016 ini misalnya, Hillary Clinton dan Bernie Sanders bersaing untuk mendapatkan posisi capres dari Partai Demokrat. Sedangkan dari kubu Republik, ada Donald J Trump, Ted Cruz, Marco Rubio, Ben Carson, Jeb Bush dan Kasich yang saling tempur memperebutkan gelar capres.

Faktanya, tidak semua negara bagian mengikuti pemilihan pendahuluan, sebagian ada yang mengikuti kaukus saja. Walau ada juga beberapa wilayah yang berpartisipasi dalam kedua rangkai pemilu awal ini. Kaukus biasanya diadakan di kalangan para pendukung utama partai politik tertentu saja. Seperti yang diadakan di Iowa, sedangkan pemilu yang digelar di New Hampshire termasuk pemilu pendahuluan.

Dalam tahap ini, bakal capres akan berkeliling ke 50 negara bagian untuk mendulang suara. Selain berkampanye di hadapan pendukungnya sendiri, para kandidat disibukkan dengan padatnya jadwal debat capres di berbagai stasiun televisi dan lembaga penyiaran lainnya di AS.

Dari hasil debat itulah, pemilih dapat mengenal program-program, visi-misi, keunggulan dan kelemahan para kandidat presiden sekaligus. Perhatian publik akan banyak tersedot ke acara-acara seperti ini selama pemilu karena serunya diskusi antara mereka, di mana ada saling tuding dan ungkit luka lama atau menguliti ‘borok’ masing-masing.

Dengan adanya sistem pemilu seperti ini, bakal calon bisa lebih fokus mengampanyekan dan menjalankan strategi yang berbeda di masing-masing kota tujuan. Bukan serampangan berorasi serentak di 50 negara bagian, tetapi dijajaki satu per satu. Mulai dari Iowa sampai District of Columbia.

Beberapa pemilihan pendahuluan diadakan kedua partai pada hari yang sama. Ada juga yang diadakan pada hari yang berbeda, seperti yang akan berlangsung pada pemilihan pendahuluan di Nevada dan South Carolina.

Partai Demokrat akan menggelar kaukus di Nevada pada 20 Februari, sementara Republik menggadakan pemilihan pendahuluan di South Carolina. Baru pada tanggal 23 Februari, gantian GOP (sebutan komite Partai Republik) yang membuka kaukus di Nevada, dan Partai Demokrat melangsungkan pemilihan pendahuluan di South Carolina empat hari kemudian.

Hasil pemungutan suara dari pemilu pendahulan dan kaukus akan mengeluarkan satu nama kandidat dari masing-masing partai, untuk selanjutnya dinobatkan sebagai capres resmi dalam Konvensi Nasional, yang dihelat pada Agustus-September.

Pemilu Presiden

Pada tahap ini, calon wakil presiden AS sudah terpilih. Seperti di Indonesia, capres dan cawapres akan diusung sepaket. Bersama-sama, dua pasang pimpinan Negeri Hollywood ini akan melancarkan kampanye besar-besaran melalui media massa dan media sosial.

Sejak 1845, pemilu presiden diadakan setiap hari Selasa setelah Senin pertama bulan November. Tahun ini, tanggal pilpres jatuh pada Selasa 8 November 2016. Bertepatan dengan pemilihan umum lainnya di berbagai federal, negara bagian, dan ras lokal untuk macam-macam jabatan pemerintahan di AS.

Pada tahap terakhir ini, ada dua pemilihan utama yang patut diketahui, yaitu pengambilan suara sebagai pasangan capres dan cawapres terfavorit (popular vote) dan berikutnya ditetapkan melalui dukungan dari Electoral College.

Electoral College adalah lembaga pemilu akhir yang diisi oleh orang-orang pilihan dari masing-masing negara bagian, untuk menentukan presiden dan wapres terbaik bagi masyarakat AS. Jumlah perwakilannya tidak sama rata di setiap negara bagian, yang pasti jumlahnya harus sama dengan jumlah anggota kongres AS, sebanyak 538 orang.

Jika popular vote dilangsungkan pada November, Electoral College akan memberikan suara mereka pada hari Senin pertama setelah Rabu minggu kedua di Bulan Desember.

Berbeda dengan Indonesia yang akan langsung memenangkan pasangan yang memperoleh suara terbanyak dari rakyat, AS akan menobatkan dua orang utama di negaranya setelah mendengar keputusan Electoral College.

Jadi pasangan yang menang dalam popular vote, belum tentu maju sebagai presiden dan wakil presiden AS yang sebenar-benarnya.

EDITOR : HERMAN MANUA.

Tinggalkan Balasan