ROMA a�� KawanuaPost.com – Intelijen Keamanan Amerika Serikat (NSA) diduga telah memata-matai mantan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi dan beberapa sekutu terdekatnya pada 2011, saat kriris di zona Eropa meningkat tajam. Sejumlah barang bukti ditemukan, antara lain berupa pita rekaman suara.
Guna mengonfirmasi kebenaran kabar tersebut, Pemerintah Italia segera memanggil Duta Besar AS untuk Italia John Phillips untuk dimintai keterangan. Namun, ia membantah tuduhan tersebut dan mengatakan tidak tahu menahu soal rekaman itu, apalagi kepada siapa benda itu ditujukan.
Melansir The Guardian, Rabu (24/2/2016), aksi spionase ini diungkap Wikileaks di situsnya. Dikatakan, NSA menguntit setiap gerak-gerik Berlusconi, untuk mengetahui kedekatan hubungan antara konglomerat media Italia itu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Berdasarkan laporan yang dibocorkan Wikileaks, selain hubungan Negeri Piza dan Beruang Merah, NSA juga pernah menyadap pembicaraan lewat telefon antara pemilik klub sepakbola AC Milan dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu pada Maret 2010. Kala itu, AS tengah bersitegang dengan Israel setelah Netanyahu menyerukan pembangunan 1.600 rumah penduduk di Yerusalem Timur.
Dalam percakapan antar keduanya, diduga Netanyahu mengatakan, ketegangan antara Israel dan AS hanya bisa memuncak dengan kealpaan kontak langsung dengan Presiden Obama. Berlusconi pun berjanji akan membantu Israel memperbaiki hubungannya dengan Washington.
Sementara itu, kerabat dekat Berlusconi yang menjadi target pengawasan NSA, ialah penasihat pribadinya Valentino Valentini, penasihat keamanan nasional Bruno Archi, Marco Carnelos, penasihat diplomatik sekaligus delegasi Italia di NATO Stefano Stefanini.
EDITOR : HERMAN M.