Operasi Militer Koalisi Saudi, Ribuan Warga Yaman Demo

Warga Yaman membawa bendera dan plakat bergambar foto mantan presiden Ali Abdullah Saleh dalam unjuk rasa menentang koalisi pimpinan Arab Saudi di Sanaa, Yaman, 26 Maret 2016. (Foto: AFP)
Warga Yaman membawa bendera dan plakat bergambar foto mantan presiden Ali Abdullah Saleh dalam unjuk rasa menentang koalisi pimpinan Arab Saudi di Sanaa, Yaman, 26 Maret 2016. (Foto: AFP)

SANAA a�� KawanuaPost.com – Ribuan orang turun ke jalan di ibu kota Yaman, Sanaa berdemonstrasi memprotes operasi militer yang dilakukan koalisi Teluk pimpinan Arab Saudi di Yaman.

Para demonstran yang berkumpul di Lapangan Sabaaen di Sanaa mengibarkan bendera Yaman dan membawa spanduk bertuliskan a�?Bersatu Melawan agresi Tirani Saudia�? memprotes operasi militer koalisi Teluk yang dimulai setahun yang lalu, tepatnya pada 26 Maret 2015.

Operasi militer tersebut bertujuan untuk mendukung presiden Yaman yang diasingkan Abd Rabo Mansour Hadi menghadapi pemberontak dari kelompok Houthi yang kini berkuasa di Yaman. Sejak saat itu sedikitnya 6.300 orang tewas akibat serangan udara koalisi, setengah dari jumlah tersebut adalah warga sipil.

Demonstrasi di Sanaa itu digelar oleh partai pimpinan mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh yang saat ini berpihak kepada kelompok Houthi. Di bagian kota lainnya, protes serupa juga digelar oleh administrasi Houthi.

a�?Satu tahun berlalu, kita melihat hasil dari agresi ini… (operasi militer) ini dikatakan bertujuan membantu rakyat Yaman, tapi bantuan ini dayang dari pembunuhan kriminal dan genosida,a�? kata pemimpin Houthi, Abdulmalik al al-Houthi dalam pidatonya memperingati setahun operasi militer Saudi di Yaman sebagaimana dilansir Russia Today, Senin (28/3/2016).

Dalam pidatonya, al-Houthi menyatakan harapannya akan keberhasilan usaha dunia internasional untuk menghentikan intervensi dari Arab Saudi ini. Namun, dia memperingatkan pihaknya siap untuk berkorban dan melawan jika intervensi tersebut berlanjut.

Serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi telah banyak mendapat sorotan dan kecaman dari dunia internasional. Pengamat Hak Asasi Manusia mengatakan telah mendokumentasikan setidaknya 36 serangan udara ilegal koalisi pimpinan Arab Saudi di Yaman yang beberapa diantaranya dapat disebut sebagai kejahatan perang.

Utusan PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheik pekan ini mengumumkan bahwa kelompok Houthi dan pasukan presiden Mansour Hadi telah setuju untuk melakukan gencatan senjata yang akan dimulai pada 10 April mendatang dan akan diikuti dengan pembicaraan damai pada 18 April 2016.

EDITOR : HERMAN M.

Tinggalkan Balasan