Terancam Dicabut Nobel Perdamaian Suu Kyi Akibat Kontroversi Rohingya

Nobel Perdamaian milik Aung San Suu Kyi terancam dicabut. (Foto: Reuters)
Nobel Perdamaian milik Aung San Suu Kyi terancam dicabut. (Foto: Reuters)

KAWANUAPOST.COM – MUNCUL sebuah petisi untuk mencabut Nobel Perdamaian bagi Aung San Suu Kyi. Perempuan asal Myanmar itu memenangi Nobel Perdamaian pada 1991 setelah dirinya menentang pemerintahan junta militer usai kembali dari pengasingan pada 1988.

Petisi itu diprakarsai oleh aktivis asal Indonesia Emerson Yuntho. Ihwal dari petisi itu adalah pernyataan bernada rasis yang dikeluarkan Suu Kyi kepada presenter acara BBC Today, Mishal Husain pada 2013. Perempuan 70 tahun itu marah karena tahu yang mewawancarainya adalah seorang Muslim ketika ditanya mengenai etnis Rohingya.

30. 3. 8. c.

Suu Kyi diminta untuk mengecam mereka yang anti-Muslim dan melakukan berbagai tindak kekerasan sehingga umat Muslim Rohingya terpaksa meninggalkan Myanmar. Namun, Suu Kyi tetap diam seribu bahasa.

Selain menerima Nobel Perdamaian, Suu Kyi juga diketahui memenangi penghargaan European Uniona��s Sakharov Prize for Freedom of Thought pada 2013. Penghargaan itu diberikan kepada mereka yang mendedikasikan hidupnya untuk melindungi hak asasi manusia (HAM).

Diamnya Suu Kyi terhadap Muslim Rohingya sangat mengejutkan. PBB sendiri menyebut 800 ribu Muslim Rohingya merupakan minoritas paling tersiksa di seluruh dunia. Ketika ditanya mengenai Muslim Rohingya, Suu Kyi justru menyebut umat Buddha dan Muslim sama-sama menderita di Myanmar.

Pada wawancara dengan BBC pada 2013, Suu Kyi membantah jika negaranya tengah melakukan pembersihan etnis. Ia malah menyebut kekerasan terhadap Muslim Rohingya karena ketakutan terhadap kekuatan Islam di dunia. Respon tersebut dinilai sangat bertentangan dengan fitrah Nobel Perdamaian.

a�?Saya telah berbicara mengenai Rohingya. Namun, yang mereka inginkan adalah saya mengecam umat Buddha di Rakhine. Saya tidak ingin mengecam Rakhine karena alasan simpel, mereka juga menderita akibat kebijakan yang dikeluarkan junta militer. Saya tidak ingin menyulut api,a�? ucap Suu Kyi kepada India Today pada 2012.

30. 3. 8. d.

a�?Peran saya bukanlah untuk menyulut peperangan di antara dua komunitas, tetapi untuk membawa rekonsiliasi di antara mereka. Saya tidak bisa melakukannya dengan mengecam salah satu komunitas,a�? imbuhnya.

Profesor Universitas Oxford, Inggris, Azeem Ibrahim, menduga alasan Suu Kyi untuk diam dalam isu Rohingya adalah agar dirinya tidak kehilangan muka di depan calon pemilihnya. Ibu dua anak itu diyakini sangat paham bahwa etnis Rohingya sangat tidak populer di Myanmar.

Orang-orang Myanmar tidak pernah menganggap etnis Rohingya sebagian dari mereka. Etnis Rohingya justru dianggap sebagai imigran ilegal dari Bangladesh. Suu Kyi jelas takut dengan membela Myanmar, dia akan menjadi santapan empuk dari kampanye negatif junta militer.

Selain mengenai Rohingya, Suu Kyi juga memiliki kontroversi lain. Ia dituduh munafik karena memuji militer Inggris pada 2013. Padahal, selama 20 tahun ia menghabiskan hidup di penjara di bawah rezim junta militer dan melakukan perlawanan terhadap mereka.

Suu Kyi tertangkap kamera tengah berbincang hangat dengan militer Inggris di Sandhurst. a�?Penting untuk memiliki tentara yang profesional yang dihormati dan dihargai oleh masyarakat,a�? ujar Suu Kyi kala itu. Padahal, penyiksaan minoritas di Myanmar dilakukan secara rutin oleh militer di bawah permintaan pemerintah.

Dalam petisinya, Emerson menyebut, a�?Nobel Perdamaian adalah penghargaan tertinggi yang diberikan khusus untuk orang-orang yang memberikan upaya terbesar atau terbaik bagi persaudaraan antar bangsa. Nilai-nilai perdamaian dan persaudaraan ini harus tetap dijaga para penerima Nobel Perdamaian a�� termasuk Suu Kyi- hingga akhir hayatnyaa�?.

Hingga Selasa 29 Maret 2016, petisi itu telah mendapatkan dukungan sekira 37.500 orang dari target 50.000 tanda tangan. Mereka meminta Nobel Perdamaian Suu Kyi dicabut karena hanya mereka yang sungguh-sungguh menjaga kedamaian yang layak menerima Nobel.

EDITOR : HERMAN MANUA.

Tinggalkan Balasan