Menyusutnya Cadangan Minyak & Gas, Inilah Alasan Saudi Acak-Acak Yaman

Yaman luluh lantak oleh gempuran-gempuran Arab Saudi. (Foto: REUTERS)
Yaman luluh lantak oleh gempuran-gempuran Arab Saudi. (Foto: REUTERS)

WASHINGTON DC a�� KawanuaPost.com – Ketika pembebasan kota kuno Palmyra di Suriah dan Panama Papers memenuhi berbagai halaman media-media asing, konflik di Yaman tak pelak jadi isu yang terlupakan.

Sejak Maret 2015 kala pecahnya perang saudara yang turut direcoki Arab Saudi, negara terbesar kedua di Semenanjung Arab itu, tak henti-hentinya digempur Saudi dengan dukungan Amerika Serikat (AS). Alibinya adalah konflik antara dua sekte Islam besar, Sunni dan Syiah.

Padahal menurut penelusuran pengamat politik asal AS, Phil Butler secara mendalam, rahasia Saudi yang terus-menerus membombardir Yaman, tak lain dan tak bukan adalah karena a�?hausa�? akan cadangan minyak dan gas bumi.

Mungkin media-media barat menyebut Yaman sebagai produsen energi yang tak terlalu berpengaruh pada dunia. Namun hal itu keliru. Lihat saja bagaimana 3,4 juta barel minyak mengalir setiap hari di sebuah a�?posa�? transit maritim, Bab el-Mandab.

Saudi ingin terus memegang kendali akan cadangan minyak dan gas Yaman juga lantaran cadangan minyaknya, berpotensi akan habis dalam beberapa waktu ke depan.

a�?Terlepas dari cadangan Saudi dan produksi tanpa batas selama beberapa dekade, jadi hal yang mungkin buat Saudi berpotensi kehabisan gas,a�? tulis Butler di New Eastern Outlook, dilansir Sputnik, Jumat (8/4/2016).

a�?Karena potensi itu, Kerajaan Saudi membuat negara tersebut (Yaman) jadi kacau balau, potensi revolusi di sana juga kian gawat dan publik harus tahu keadaan yang sulit ini bagi Yaman. Sementara berita-berita Washington berusaha memainkan tensi friksi Sunni-Syiah, cadangan minyak baru inilah yang jadi sumber masalah sebenarnya,a�? tambahnya.

Soal hubungannya dengan AS dan Presiden Barack Obama, Butler juga merujuk pada kutipan Duta Besar AS untuk Yaman, Stephen Seche pada 2008 lewat kawat rahasia yang dibocorkan WikiLeaks, Seche mengatakan: a�?Provinsi Shabwa, Marib dan Al-Jawf punya potensi yang tinggi soal cadangan gas,a�?.

Oleh karena itulah, Butler melanjutkan, baik pemerintahan Obama dan negara-negara Eropa yang punya kepentingan tersendiri dengan Saudi dan cadangan minyak serta gas, tak buru-buru turun tangan soal konflik Yaman.

a�?Sekarang, gambaran tentang teka-teki kekacauan Yaman sudah terbilang lengkap untuk disoroti publik,a�? tandas Butler.

EDITOR : HERMAN M.

Tinggalkan Balasan