Perjanjian Damai Israel-Palestina Pertama Kali Ditandatangani

Perdamaian Israel dan Palestina dilakukan. (Foto: CNN)
Perdamaian Israel dan Palestina dilakukan. (Foto: CNN)

KAWANUAPOST.COM – SETELAHA�puluhan tahun terlibat permusuhan sengit, perwakilan Israel dan Palestina akhirnya bertemu di Selatan Lawn Gedung Putih. Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak akhirnya menandatangani kerangka kerja yang disebut a�?Declaration of Principlesa�? pada 13 September 1993. Kerangka kerja tersebut dirancang untuk mewujudkan perdamaian antara kedua belah pihak.

Declaration of PrinciplesA�merupakan perjanjian pertama antara Israel dan Palestina untuk mengakhiri konflik. Dalam deklarasi tersebut, kedua pihak setuju untuk berbagi a�?tanah sucia�? yang terletak antara Sungai Yordan dan Laut Mediterania yang diklaim kedua belah pihak sebagai tanah air mereka.

Pertempuran antara Yahudi dan Arab di Palestina dimulai pada 1920-an ketika kedua kelompok mengklaim wilayah yang berada di bawah kontrol Inggris. Orang-orang Yahudi yang berada di Eropa dan Rusia hijrah ke tanah air mereka untuk membangun negara nasional Yahudi. Sementara warga Arab asli berusaha membendung arus imigrasi warga Yahudi dan mendirikan negara Palestina sekuler.

Pada Mei 1948, Negara Israel diproklamasikan. Merespons hal tersebut, lima negara Arab mengutuk deklarasi tersebut dan langsung melancarkan serangan menuju Israel sebagai bentuk dukungan terhadap orang-orang Arab Palestina.

Menjelang 1960-an, para diaspora Arab Palestina membentuk identitas nasional yang kohesif. Pada 1964, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dibentuk sebagai organisasi yang memayungi bidang politik dari berbagai kelompok Palestina. Organisasi ini dimaksudkan untuk mewakili semua rakyat Palestina. PLO menyerukan penghancuran negara Israel dan pembentukan negara Palestina merdeka.

Sebagaimana dilansirA�History, Rabu (13/9/2016), dalam a�?Perang Enam Haria�? pada 1967, Israel berhasil menguasai Tepi Barat, Yerusalem Timur, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, dan Dataran Tinggi Golan. Israel secara permanen mencaplok Yerusalem Timur dan mendirikan pemerintahan militer di wilayah-wilayah pendudukan.

Sinai akhirnya dikembalikan ke Mesir pada 1979 sebagai bagian dari perjanjian damai Israel-Mesir, tapi sisa wilayah-wilayah pendudukan tetap berada di bawah kendali Israel. Sebuah faksi dari Israel menyerukan aneksasi permanen daerah tersebut. Pada akhir 1970, pemukim Yahudi nasionalis berpindah ke wilayah tersebut sebagai sarana mencapai tujuan tersebut.

Setelah perang 1967, PLO diakui sebagai simbol dari gerakan nasional Palestina dan Ketua PLO Yasser Arafat mengorganisir serangan gerilya terhadap Israel. Serangan tersebut dilakukan melalui basis PLO di Yordania dan setelah 1971 melalui Libanon.

PLO juga mengoordinasikan serangan teroris terhadap Israel dari dalam dan luar negeri. Gerilya Palestina dan kegiatan teroris memprovokasi pembalasan berat dari angkatan bersenjata Israel dan intelijen. Pada 1970-an, Arafat telah mendapat pengakuan internasional bahwa PLO diakui sebagai wakil sah rakyat Palestina.

Kendati demikian, Israel hingga saat ini terus menggempur jalur Gaza dan A�Tepi Barat serta wilayah yang dihuni oleh warga Palestina lainnya. Israel terus membangun pemukiman di tanah Palestina. Pendudukan tanah Palestina menyebabkan konfrontasi antara Israel dan Palestina tidak dapat dihindari dan menyebabkan ribuan orang meninggal dunia.

Hingga saat ini, sejumlah negara dan organisasi internasional terus mengupayakan perdamaian antara kedua belah pihak, namun Israel tetap bersikeras mengklaim sebagian tanah Palestina sebagai milik mereka.

EDITOR : HERMAN MANUA.

Tinggalkan Balasan