Debat Capres AS, Pertanyaan Sensitif untuk Trump dan Hillary

Debat Capres AS 2016, Donald Trump vs Hillary Clinton. (Foto: Scott Olson/Saul Loeb/Getty Images)
Debat Capres AS 2016, Donald Trump vs Hillary Clinton. (Foto: Scott Olson/Saul Loeb/Getty Images)

KAWANUAPOST.COM – DEBATA�kandidat pertama Presiden Amerika Serikat antara Donald Trump dan Hillary Clinton akan segera berlangsung dalam hitungan jam. Banyak orang mempertanyakan kejutan-kejutan apa yang akan dibuat para capres untuk membuktikan diri mereka sekaligus menjatuhkan lawannya.

Bertempat diA�Hofstra University, perhelatanA�debat capres ASA�menjadi ajang yang ditunggu-tunggu untuk meyakinkan publik mengenai kandidat mana yang lebih baik untuk memimpin Negeri Paman Sam. Apalagi mengingat banyaknya isu, janji dan pernyataan sudah dilontarkan sepanjang satu tahun pemilihan presiden.

Dimulai dari bersaing menjadi yang terbaik di kalangan internal partai, Hillary danA�TrumpA�kini diadu dalam satu panggung akbar. Selama ini mereka saling mengejek, menuding pihak seberang pembohong, saling buka luka lama dan menyindir kasus-kasus hukum yang bersangkutan. Namun semua itu hanya di balik layar.

Kini di hadapan kamera, disiarkan secara langsung dengan jutaan mata terarah pada keduanya, dapatkah mereka meyakinkan publik? Sedikitnya ada lima pertanyaan sensitif yang bisa dipastikan kebenarannya kepada masing-masing capres. Jika mereka bisa memberi jawaban yang memuaskan, niscaya kepercayaan publik AS akan berpaling pada kandidat tersebut dan elektabilitasnya diyakini akan meningkat.

27-9-4-b

Dilansir dariA�The Guardian, Selasa (27/9/2016), berikuti ini pertanyaan sensitif yang perlu disampaikan pada capres usungan Partai Republik, Donald Trump.

1. Trump pernah berkomentar kontroversial soal senjata nuklir dan membuat para jenderal khawatir. Isu ini memunculkan pertanyaan, bisakah Trump dipercaya untuk menjadi komandan tertinggi untuk memegang kendali atas kode nuklir?

2. Apakah Trump mendukung intervensi AS di Irak dan Libya?

3. Mengapa Meksiko harus membayar untuk pembangunan dinding yang dia usulkan?

4. Banyak orang yang merasa tersakiti dengan ucapan Trump. Dia sebelumnya juga sudah meminta maaf. Akan tetapi, belum jelas saat itu kepada siapa permintaan maafnya ditujukan?

5. Sebagai penunggang Republik, Trump juga percaya pada perubahan iklim dan menggembar-gemborkan isu tersebut. Publik pun ingin tahu, bukti-bukti apa yang dimiliki sang juragan real estate New York untuk membuktikan kebenaran isu tersebut dan menanggulanginya?

Sementara pertanyaan sensitif yang bisa dicari kejelasannya dari Hillary, antara lain:

1. Apa sebenarnya yang menjadi nilai jualA�HillaryA�di mata masyarakat? Benar dia adalah perempuan yang telah malang melintang di kubu pemerintahan selama puluhan tahun. Akan tetapi, dia kalah jauh jika dibandingkan Trump yang sangat menarik dalam kampanyenya, juga dengan slogan a�?Make America Great Againa�� yang jelas maksud dan arahnya. Sementara jargonA�HillaryA�a�?Stronger Togethera�� disanksikan secara praktiknya.

2. Hillary jarang bicara soal perekonomian negara dan perdagangan bebas. Dia juga pernah menolak proposal Trans-Pacific Partnership yang diajukan Presiden Barack Obama. Sikapnya membuat masyarakat penasaran, sebenarnya percayakah Hillary pada globalisasi?

3. Obama dinilai gagal memerangi terorisme.A�Trump sangat keras dalam menentang terorismeA�dan berjanji akan membumihanguskan mereka. Akan tetapi, program penanggulangan Hillary untuk terorisme dinilai belum jelas. Lalu adakah metode baru yang efektif, serta membedakannya dari kebijakan di era Obama?

4. Mengapa Hillary memiliki banyak sekali rahasia? Pertanyaan ini bermula dariA�skandal surelA�pribadinya selama menjabat mantan menteri luar negeri AS. Belakangan terungkap,A�ObamaA�juga mengetahui kelakuan mencurigakan Hillary ini. Bicara soal rahasia, dia juga main kucing-kucingan dengan awak media soal penyakitA�pneumoniaA�dan kemungkinan penyakit kronis lain yang dideritanya.

5. Bagaimana Hillary akan mengurangi ketimpangan pendapatan? Dia selalu bicara kesejahteraan sosial, persatuan dan keberpihakan pada kaum marginal. Akan tetapi kampanyenya sendiri banyak menerima donasi besar. Bisakah dia benar-benar menarik pajak dari orang kaya dan mengolahnya untuk menghidupi kelas menengah?

EDITOR : HERMAN MANUA.

Tinggalkan Balasan