Akhir Hidup Agen Cantik Mata-Mata Jerman dan Prancis

Mata Hari dan Mikhail Gorbacev. (Foto: History)
Mata Hari dan Mikhail Gorbacev. (Foto: History)

KAWANUAPOST.COM – RANGKUMANA�sejarah dunia hari ini 15 Oktober diwarnai kisah seorang agen intelijen ganda yang bekerja untuk Jerman juga Prancis berjuluk Mata Hari. Ada pula peristiwa pemberian Nobel Perdamaian pada pemimpin kharismatik Uni Soviet Mikhail Gorbachev.

Mata Hari adalah seorang mata-mata perempuan yang mengandalkan kemampuan menggoda untuk mengorek informasi rahasia. Berbagai aktivitas spionase ala James Bond itu membuatnya dieksekusi pada 15 Oktober 1917. Nyawa Mata Hari berakhir di tangan regu tembak Prancis di Vincennes.

Pertama datang ke Paris pada 1905, Mata Hari lebih dulu tersohor sebagai penari Asia yang sangat eksotis. Ketenarannya itu telah membawa Mata Hari melakukan perjalananA� ke seluruh Eropa. Menurut pengakuan Mata Hari, ia dilahirkan di sebuah kuil suci India dan belajar tarian kuno dari seorang pendeta, yang kemudian memberinya nama Mata Hari.

Namun, cerita tersebut hanyalah sebuah kebohongan. Mata Hari sebenarnya dilahirkan di sebuah kota kecil di Belanda Utara pada 1876. Nama aslinya adalah Margaretha Geertruida Zelle. Pengetahuannya tentang tarian India dan Jawa diperolehnya dari mantan suaminya saat mereka tinggal bersama selama beberapa tahun di Malaysia.

Terlepas dari cerita tersebut, Mata Hari memang merupakan seorang penari terkenal. Ia membuat gedung pertunjukan dan gedung opera dari Rusia hingga ke Prancis penuh. Satu hal yang membuat ia begitu eksotis dan menarik perhatian banyak orang karena adegan menarinya di atas panggung kerap dilakukan dengan menanggalkan busana. Sejak saat itu ia mulai menjadi seorang pelacur terkenal. Saat pecahnya Perang Dunia I, penggemarnya mulai bertambah hingga perwira militer berpangkat tinggi yang berasal dari berbagai negara.

Pada Februari 1917, Pemerintah Prancis resmi menangkapnya atas tuduhan melakukan spionase dan menahannya di Penjara St. Lazare di Paris. Pengadilan awal yang dilaksanakan pada Juli 1917 mengungkapkan tuduhan bahwa Mata Hari membocorkan rincian senjata baru dan tank negara-negara sekutu. Bocornya data-data tersebut mengakibatkan ribuan tentara meninggal dunia. A�Atas dugaan tersebut, Mata Hari dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Pada 15 Oktober, dia menolak menggunakan penutup mata dan ditembak mati oleh regu penembak di Vincennes. Demikian sebagaimana dilansirA�History, Sabtu (15/10/2016).

Tuduhan bahwa Mata Hari adalah mata-mata Jerman didukung oleh beberapa bukti. Pengadilan juga mengungkapkan bahwa Mata Hari terkadang berperan sebagai seorang agen mata-mata Prancis. Kendati demikian, pengadilan militer terhadap Mata Hari dianggap penuh bias dan bukti palsu. Hingga saat ini, pihak berwenang di Prancis menyebut Mata Hari sebagai seorang mata-mata perempuan terbesar abad ini.

Mikhail Gorbachev Raih Nobel Perdamaian

Adapun sejarah kedua hari ini adalah pemimpin Uni Soviet Mikhail Gorbachev pada 15 Oktober 1990 dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian. Penghargaan ini diberikan atas kerja kerasnya dalam mengakhiri ketegangan Perang Dingin. Semenjak menjabat pada 1988, Gorbachev terus mengusahakan rencana reformasi domestik. Ini dilakukan untuk mencapai pemahaman kebijakan luar negeri dengan dunia nonkomunis.

Beberapa prestasinya adalah termasuk empat pertemuan puncak dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Ronald Reagan. Dalam pertemuan tersebut tercapai kesepakatan untuk mencopot misil jarak menengah antara AS dan Uni Soviet di Eropa.

Mikhail Gorbachev Raih Nobel Perdamaian

15-10-4-a

Selain itu, Gorbachev mulai menarik pasukan Soviet dari Afghanistan pada 1988 serta mulai memberikan tekanan diplomatik kepada Kuba dan Vietnam untuk menarik pasukan mereka dari Angola dan Kampuchea (Kamboja). Setelah pertemuan 1989 dengan Presiden George Bush, Gorbachev mendeklarasikan bahwa Perang A�Dingin telah berakhir.

Atas kontribusinya tersebut, Gorbachev meraih banyak penghargaan di Barat karena kebijakannya terkait non-intervensi dalam pergolokan politik yang mengguncang Eropa Timur selama 1980-an dan awal 1990-an. Ketika Cekoslovakia, Jerman Timur, Polandia, dan negara-negara lain mulai berubah haluan ke sistem politik yang lebih demokratis dan ekonomi pasar bebas, Gorbachev tetap menjaga intervensi Soviet.

EDITOR : HERMAN MANUA.

Tinggalkan Balasan