Brasil Ingin Super Tucano Terbang di HUT TNI

pesawat

Brasil – Indonesia telah memesan 16 pesawat Super Tucano dari perusahaan Embraer, Brasil. Menurut Kepala Pusat Pengadaan Badan Sarana Pertahanan Kementerian Pertahanan Marsma Asep Sumaruddin, 8 pesawat dipesan untuk tahun anggaran 2004-2009 dan 8 lainnya untuk tahun anggaran 2009-2014 dengan harga total US$288 juta (sekitar Rp2,9 triliun).

Namun, hingga kini Indonesia baru menerima 4 Super Tucano. Keempat pesawat penyerang dan pengintai itu sudah dipamerkan pada HUT TNI 2013. Embraer sendiri beralasan ada masalah dengan perusahaan pengiriman.

Untuk menyelesaikan persoalan itu, Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengadakan pertemuan dengan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Brasil Jenderal Jose Carlos de Nardi dan CEO Embraer Jackson Schneider di Kemenhan Brasil di Brasilia, Senin (26/5) siang waktu setempat (Senin malam waktu Indonesia). Dalam pertemuan itu, Sjafrie di dampingi oleh Dubes RI untuk Brasil Sudaryomo Hartoaudarmo dan Atase Pertahanan Kolonel Penerbang I Wayan Sulaba.

Seusai pertemuan, Sjafrie menjelaskan bahwa Jenderal de Nardi, yang posisinya di pemerintahan Brasil setingkat Wamenhan itu, sangat membantu Indonesia dalam menekan Embraer untuk memenuhi kewajibannya mengirim 12 pesawat Super Tucano sebelum peringatan HUT ke-69 RI pada 5 Oktober 2014.

”Wamenhan Brasil mengatakan dirinya akan menghadiri HUT TNI pada 5 Oktober 2014 untuk memastikan dan menyaksikan Super Tucano terbang di peringatan HUT TNI,” ujar Sjafrie di Brasil. Sjafrie mengatakan Brasil sangat peduli karena hal ini bukan cuma menyangkut kerja sama pertahanan, melainkan juga menyangkut hubungan baik Brasil dan Indonesia.

Menurut Sjafrie, berdasarkan pengakuan CEO Embraer, pesawat yang akan dikirim ke Indonesia sudah siap. Namun, Embraer beralasan ada masalah dengan bea cukai Indonesia. ”Saya sampaikan kepada Embraer, kalau memang ada masalah di Indonesia biar kami yang urus. Anda urus yang menjadi kewajiban Anda,” papar Sjafrie.

Menurut Sjafrie, Embraer akhirnya menyanggupi pengiriman Super Tucano dan suku cadang selesai pada September 2014. Indonesia sendiri sebelumnya bermaksud melayangkan peringatan untuk menggugat Embraer. Namun, setelah Embraer menunjukkan iktikad baik, gugatan itu ditunda.

Akan tetapi Indonesia tetap mengajukan penalty kepada Embraer atas keterlambatan pengiriman. ”Kemenhan sangat concern dengan hal ini karena menyangkut uang rakyatdan sudah menjadi perhatian komisi I DPR,” ujar Sjafrie yang juga Ketua High Level Committe Modernisasi Alutsista TNI.

Gandeng perguruan tinggi

Sementara itu, terpisah, berkaitan dengan efektivitas pertahanan negara, pengembangan kompetensi SDM, penyelenggaraan kegiatan ilmiah, serta pengkajian dan konsultasi, TNI-AD dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia bekerja sama sekaligus menandatangani nota kesepahaman (MoU) di bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Budiman di Aula Mabesad, Jakarta, mengatakan kerja sama yang dilakukan meliputi bidang pendidikan, pelatih an, penelitian, pengembangan, dan pengabdian masyarakat sesuai tugas masingmasing yang dimiliki TNI-AD dan PTN. (mic)

Tinggalkan Balasan