SURIAH – Warga Suriah di wilayah dikuasai rezim kemarin mulai melakukan pemungutan suara dalam pemilihan presiden, di mana pemimpin berkuasa Bashar al-Assad diyakini akan meraih kemenangan, di saat dia hanya menghadapi dua pesaing hampir tidak dikenal.
Kementerian Dalam Negeri Suriah mengatakan lebih dari 15 juta warga telah dipanggil untuk memberikan suara mereka dalam pemilu yang telah dicap sebagai “lelucon” oleh negara-negara Barat dan kelompok oposisi, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Selasa (3/6).
Pemungutan suara secara luas diharapkan dapat memberikan Assad jangka waktu tujuh tahun lagi dalam kekuasaannya yang ketiga. Pertarungan Assad dalam pemilu kali ini adalah Maher Abdul Hafiz Hajjar, 46 tahun, dan Hassan bin Abdullah al-Nouri, 54 tahun, di mana keduanya merupakan anggota parlemen yang sedikit dikenal.
Assad dikatakan melakukan pemungutan suara di Ibu Kota Damaskus kemarin, demikian dilaporkan televisi pemerintah.
“Presiden Assad memberikan suara di sebuah tempat pemungutan suara (TPS) di Maliki,” kata seorang warga.
Dari foto beredar terlihat bagaimana Assad dan istrinya, Asma Assad, bersiap untuk memberikan suara mereka setelah mengisi di sebuah bilik bertirai.
Dalam gambar itu Assad tampil mengenakan setelan berwarna biru tua, sementara istrinya mengenakan blus putih dan rok hitam.
Sedangkan dua penantang Assad melakukan pemungutan suara sebelumnya di Hotel Sheraton di Damaskus.
Komisi pemilihan umum Suriah pada Sabtu pekan lalu mengatakan bahwa 95 persen pemilih ekspatriat terdaftar telah ambil bagian dalam jajak pendapat di luar negeri pekan lalu.
“Presiden komite pemilu pusat dari kementerian luar negeri mengatakan bahwa pemungutan suara berlangsung di 43 Kedutaan Besar Suriah di luar negeri, dan tingkat partisipasi pemilih terdaftar telah melebihi 95 persen,” jelas kantor berita negara SANA.
Namun, mereka yang melarikan diri dari kekerasan di negara itu melalui penyeberangan perbatasan tidak resmi tidak diperbolehkan untuk berpartisipasi.
Para pengungsi di Libanon dan Turki, yang menentang rezim Assad, telah memprotes pemungutan suara, di mana para pembangkang melihat hal ini sebagai tidak lebih dari unjuk kekuatan oleh Damaskus.
Suriah telah jatuh dalam perang saudara di luar kendali sejak pecahnya pemberontakan terhadap Assad pada Maret 2011.(mc)