Uskup Dublin Serukan Penyidikan Meluas untuk Temuan Ratusan Kuburan Bayi Tak Bernisan

bayi

 

DUBLIN – Pejabat senior Gereja menyatakan Irlandia harus menyelidiki penganiayaan dan penguburan bayi dari beberapa dekade pada masa lalu di rumah untuk para ibu tanpa suami yang dioperasikan oleh gereja Katolik.

Uskup Agung Dublin, Diarmuid Martin, menyampaikan seruan itu menyusul pengungkapan temuan ratusan anak telah meninggal di rumah-rumah penampungan tersebut. Ada pula temuan ratusan kuburan bayi tanpa nisan di kawasan di barat Irlandia, tempat salah satu rumah tersebut berada.

Martin pun berpendapat proses penyidikan harus terlepas dari gereja dan dipimpin oleh seorang hakim. Penyidikan, kata dia, harus memeriksa pula proses penanganan anak-anak, bayi, dan ibu dari “rumah penampungan” dari para ibu tanpa suami tersebut.

Rumah semacam itu dioperasikan di Irlandia pada rentang waktu 1920 hingga 1960-an ketika kebijakan Katolik dan pengendalian sosial berada pada masa puncaknya setelah kemerdekaan Irlandia. Keluarga dan masyarakat saat itu malu dengan keberadaan para perempuan yang hamil tanpa suami.

Bayi yang lahir dari ibu tanpa suami itu, tidak boleh dibaptis. Bila anak-anak tersebut meninggal karena penyakit di rumah penampungan itu, mereka tidak akan mendapatkan penguburan secara Kristen. Penyakit juga menjadi endemi di rumah tersebut.

Seorang peneliti mendapatkan catatan ada setidaknya 796 anak, sebagian besar bahkan masih bayi, meninggal di rumah penampungan yang berlokasi di Tuam, County Galway. Catatan bermula pada 1925 dan berakhir pada 1962, saat rumah itu ditutup.

Warga menduga ratusan anak-anak itu dikubur di lapangan di dekat bekas rumah penampungan tersebut, termasuk di bekas septictank. Irlandia memiliki 10 rumah penampungan semacam itu yang dijalankan oleh gereja yang berbeda hingga 1960-an.

Pemerintahan Perdana Menteri Enda Kenny yang punya hubungan tak mulus dengan Vatikan sejak pengambilalihan kekuasaan pada 2011, telah memerintahkan polisi menggelar penyidikan atas temuan ini. Selain rumah di Tuam, dia juga sudah memerintahkan perluasan penyidikan ke rumah-rumah penampungan yang lain.

Irlandia sebelumnya telah mendanai empat penyelidikan atas fakta gereja menutupi-nutupi kasus pelecehan anak di oleh para imam di Dublin, Cork, dan daerah di tenggara Wexford. Martin menyatakan penyelidikan harus fokus pada semua rumah penampungan itu.

Martin meminta pula para penyidik menelusuri dugaan anak-anak dari rumah itu dijual secara ilegal dengan kedok adopsi oleh keluarga di luar negeri. Penyidikan juga dimintanya mencakup dugaan pemakaian para ibu tanpa suami tersebut sebagai subyek uji coba vaksin tanpa pernah dimintai persetujuan.

“Ini adalah masalah yang sangat rumit dan sangat sensitif,” kata Martin. “Tapi satu-satunya cara kita keluar dari periode khusus sejarah kita ini adalah ketika kebenaran terungkap.”

Martin mengatakan ada tingkat kematian bayi yang tinggi di rumah-rumah itu dan pemeriksaan rutin mencatat bukti kekurangan gizi. Ditemukan pula bukti rekomendasi agar para biarawati yang mengelola rumah tersebut untuk lebih memahami cara menjaga anak-anak dan memberikan perawatan khusus yang dibutuhkan anak-anak pada usia awal mereka.(kpc)

Tinggalkan Balasan