KAWANUAPOST.COM – PENYERANGAN penjara Bastille oleh rakyat Paris merupakan peristiwa bersejarah yang memulai revolusi Prancis. Bastille yang sering digunakan untuk memenjarakan para tahanan politik yang tidak sejalan dengan kerajaan dianggap sebagai simbol kekuasaan absolut yang dimiliki oleh kaum bangsawan dan keluarga kerajaan.
Peristiwa ini bermula pada 27 Juni 1789. Setelah muak dan marah pada kepemimpinan Raja Louis XVI yang hidup bermewahan sementara rakyatnya kelaparan, Third Estate yang menjadi perwakilan rakyat jelata Prancis, akhirnya mendeklarasikan Majelis Nasional dan mulai menyusun undang-undang.
Louis XVI yang semula mengalah dan mengesahkan Majelis Nasional, berbalik 180o dengan memerintahkan tentara Prancis untuk mengepung Paris dan memecat Menteri Keuangan Jacques Necker yang berpihak pada rakyat Prancis.
Pada malam hari 13 Juli 1789, rakyat Prancis menyerbut gudang senjata Bastille dan mendapatkan ribuan senapan musket serta amunisi, dan keesokan harinya, Penjara Bastille telah dikepung oleh rakyat Paris.
Bernard Jordan de Launay yang menjadi pemimpin militer di Bastille menolak untuk menyerahkan penjara tersebut. Dia dan pasukannya berhasil menahan serbuan massa selama beberapa waktu. Namun, makin banyak rakyat yang berkumpul di sekitar Bastille, hingga akhirnya de Launay menyerah setelah sekelompok tentara Garda Prancis yang membelok ikut bergabung dalam penyerbuan dengan membawa meriam.
Direbutnya Bastille menandai dimulainya Revolusi Prancis. Para revolusioner berhasil menguasai dan wilayah-wilayah Prancis lainnya serta memaksa Louis XVI untuk mengakui pemerintahan konstitusional. Pada akhirnya, dia dan istrinya Marie Antoinette dihukum penggal dengan menggunakan guiollotine pada 1792.
Saat ini 14 Juli diperingati sebagai Hari Nasional Prancis, yang juga dikenal dengan nama Bastille Day (Hari Bastille). Penjara bersejarah itu sendiri telah dirobohkan atas perintah pemerintahan revolusioner Prancis beberapa hari setelah penyerbuan.
EDITOR : HERMAN. M.