KAWANUAPOST.COM – PADA 15 Juli 1995, puluhan ribu warga Muslim Bosnia terpaksa mengungsi mencari wilayah aman di Srebrenica. Hal itu terjadi setelah prajurit Serbia yang dipimpin Jenderal Ratko Mladic membantai lebih dari 8.000 warga Muslim dalam sebuah pembersihan etnis.
Seperti dilansir BBC, Rabu (15/7/2015), sebanyak 40.000 perempuan, anak-anak, dan orangtua yang merupakan warga Muslim Bosnia dipaksa meninggalkan beberapa perkampungan di wilayah Potocari. Mereka sebelumnya masih berada di bawah perlindungan pasukan penjaga perdamaian Belanda.
Sayangnya, pasukan Belanda yang merupakan bagian dari pasukan penjaga perdamaian dari PBB tak berdaya menghadapi gempuran prajurit Serbia yang mulai menguasai wilayah Srebrenica pada 11 Juli 1995.
Pada 11 hingga 13 Juli 1995, lebih dari 8.000 warga Muslim dibantai di Srebrenica, Bosnia Herzegovina, dalam sebuah operasi pembersihan etnis. Menurut PBB, operasi pembersihan etnis itu merupakan yang paling besar dan parah sejak Perang Dunia II berakhir.
Dalam rangka mengenang peristiwa berdarah yang sangat mengerikan itu, puluhan ribu orang dilaporkan datang ke Srebrenica pada Sabtu 11 Juli 2015. Peristiwa tersebut sendiri kini telah ditetapkan sebagai sebuah genosida (pemusnahan etnis) oleh PBB. Namun, beberapa pihak terutama warga Serbia menolak penyebutan itu.
Dua aktor utama dalam pembantaian Muslim tersebut merupakan Presiden Serbia pada era pemerintahan Radovan Karadzic dan pimpinan militernya Jenderal Ratko Mladic. Saat ini mereka masih menjalani proses persidangan atas tudahan kejahatan perang yang mereka lakukan.
EDITOR : HERMAN. M.