SANAA – KawanuaPost.com – Serangan udara yang dipimpin koalisi Arab Saudi di Yaman dinyatakan berhenti selama lima hari. Gencatan senjata untuk kemanusiaan tersebut mulai diberlakukan pukul 23.59 waktu setempat (21.00 GMT) Minggu 26 Juli 2015.
Meski demikian, sesaat setelah gencatan senjata dimulai, pertempuran darat nyaris pecah kembali di Kota Taiz. Bentrokan tersebut diketahui dipicu penembakan membabi buta yang dilancarkan pemberontak dari Kelompok Houthi di tiga permukiman.
Sebagaimana diberitakan The Associated Press, Senin (27/7/2015), petugas keamanan setempat mengatakan, pertempuran darat juga terjadi di Provinsi Marib serta wilayah di sekitar markas militer Al Anad di Provinsi Lahj. Sementara itu, bentrokan yang terjadi di Kota Aden telah reda meski beberapa suara tembakan terdengar beberapa saat setelah gencatan senjata diumumkan.
Gencatan senjata yang dideklarasikan koalisi Saudi bertujuan untuk memperlancar pengiriman bantuan kemanusiaan dalam meringankan beban penduduk setempat di negara termiskin di kawasan Arab tersebut. Keputusan gencatan senjata tersebut dinyatakan secara tidak terduga oleh koalisi Saudi.
Langkah ini, menurut media Saudi, memang akan menghentikan aktivitas militer namun di satu sisi langkah ini akan memicu reaksi dari Kelompok Houthi dan koalisinya untuk melancarkan lebih banyak kegiatan militer.
Para pemberontak Houthi sebelumnya menyampaikan keraguan atas gencatan senjata tersebut. Seorang anggota Houthi, Mohammed Ali Al Houthi, bahkan menganggap hal tersebut kemungkinan besar akan menjadi awal perang baru. Sebab, menurut kepala Dewan Revolusi Houthi itu, pihak Houthi sama sekali tidak mendapatkan pernyataan resmi mengenai gencatan senjata dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
EDITOR : HERMAN. M.