DILI – KawanuaPost.com – Mantan pemimpin gerilya Timor Leste, Mauk Murok, tewas tertembak dalam sebuah operasi keamanan, Minggu 9 Agustus 2015. Murok adalah pemimpin Dewan Revolusi Maubere, CRM, yang telah dianggap kelompok terlarang di Timor Leste.
Diberitakan Reuters, Murok dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap pemerintahan Timor Leste yang dianggap tidak becus dalam mengelola kekayaan alam sehingga banyak warga negara itu yang masih miskin.
Menurut pernyataan pemerintah Timor Leste, Murok tewas dalam baku tembak dalam operasi gabungan tentara dan polisi dengan kode Hanita di Fatulia. Dua orang lainnya dalam kelompok Murok tewas dan beberapa terluka. Seorang polisi terluka dalam insiden itu.
“Mauk Murok terbunuh hari ini dalah konfrontasi selama operasi gabungan. Semua upaya telah dilakukan selama operasi untuk mencegah hasil ini,” ujar pernyataan pemerintah Timor Leste.
Dikhawatirkan peristiwa ini bisa memicu keresahan di tengah masyarakat. “Pemerintah menyerukan pada semua masyarakat untuk tetap tenang. Komisi Kementerian untuk Keamanan akan bertemu dan pernyataan lebih lanjut akan dikeluarkan kemudian,” lanjut pernyataan pemerintah.
Moruk kerap berbeda paham dengan mantan pemimpin gerilyawan lainnya, Xanana Gusmao, dalam hal pengentasan kemiskinan dan pengangguran.
Kendati produksi gas negara itu senilai miliaran dollar, namun setengah dari 1,2 juta populasi Timor Leste hidup dalam kemiskinan, berdasarkan data World Bank.
Jenazah Moruk, dikutip dari situs RTP, akan dibawa ke Dili dengan pengamanan ketat. Pengetatan keamanan akan dilakukan di Dili dan beberapa wilayah lainnya, salah satunya Baucau.
EDITOR : HERMAN. M.