Ini Pesan Gubernur Yulius Selvanus Atas Kehadiran Gedung BSL 2

 

MANADO, Kawanuapost.com – Gubernur Sulawesi Utara Yulius Selvanus, SE didampingi istri tercinta, Ibu Anik Fitri Wandriani selaku Ketua TP PKK Sulut dan Wakil Gubernur, Dr Victor Mailangkay SH MH serta Kadis Kesehatan Sulut, dr Rima F Lolong, MKes meresmikan Gedung Baru Laboratorium Biosafety Level 2 (BSL 2), bertempat di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sulut, Jumat (09/05/2025).

“Peresmian ini merupakan langkah cepat dan strategis dengan menginstruksikan deteksi dini serta memperkuat infrastruktur laboratorium kesehatan,” kata Gubernur Yulius Selvanus.

Laboratorium ini diharapkan menjadi pusat rujukan bagi Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara dalam mendeteksi serta menangani penyakit menular, termasuk penyakit Tuberkulosis (TBC).

“TBC adalah ancaman nyata, bukan hanya bagi Sulut tapi seluruh Indonesia. Presiden Prabowo telah meminta agar semua daerah serius menangani ini, karena penyebarannya bisa sangat cepat jika tidak diantisipasi,” tegasnya.

Gubernur Yulius Selvanus menyatakan, pendekatan pencegahan harus dilakukan dengan menjemput bola, bukan sekadar menunggu laporan.

“Saya minta Dinas Kesehatan dan seluruh jajaran hingga ke puskesmas pembantu melakukan surveilans aktif. Cari titik penyebaran TBC dan lakukan deteksi dini. Jangan sampai ada pembiaran,” tandasnya.

Gedung laboratorium BSL 2 yang diresmikan hari ini baru mencapai 30 persen kesiapan dari sisi fasilitas dan alat kesehatan.

Namun Gubernur Yulius optimis, jika sudah mencapai 70 persen, maka fasilitas ini akan siap menerima pasien dan menjalankan fungsinya sebagai laboratorium rujukan untuk wilayah timur Indonesia.

“Laboratorium ini hasil perjuangan panjang. Nantinya bukan hanya melayani Sulut, tapi juga menjadi penyangga bagi Gorontalo dan Maluku Utara. Karena itu, kita harus pastikan SOP penanganan pasien antarprovinsi berjalan ketat, agar tidak menjadi celah penyebaran penyakit,” terangnya.

Gubernur Yulius Selvanus dalam arahannya, memperhatikan kualitas sumber daya manusia di laboratorium. Menurutnya, pelayanan kesehatan bukan hanya soal alat canggih, tapi juga menyangkut sentuhan kemanusiaan.

“Saya yakin 55 tenaga medis di sini adalah SDM unggul. Tapi saya tekankan lagi, pelayanan harus prima, ramah, dan humanis. Masyarakat butuh rasa aman dan nyaman saat berobat,” paparnya.

Peresmian ini jadi tonggak penting dalam upaya Gubernur Yulius menjadikan Sulawesi Utara sebagai daerah siaga dan responsif terhadap ancaman penyakit menular.

Langkah ini juga memperkuat posisi Sulut sebagai pusat kesehatan regional di Kawasan Timur Indonesia dalam menghadapi ancaman serius dari penyakit TBC yang masih menjadi momok nasional. (*)