Gubernur Sulawesi Utara DR Sinyo Harry Sarundajang meresmikan Perkemahan Kreatif Remaja Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Sabtu 26 Juli 2014 bertempat di Lokasi Pameran Pembangunan Kayuwatu Kec Mapanget Manado.
Diawali dengan ibadah yang dipimpin oleh Ketua Badan Pekerja Sinode GMIM Pdt DR. H. W. Sumakul, MTh, dimana dalam ibadah tersebut Sumakul menekankan bahwa Remaja nantinya akan menjadi kekuatan gereja, oleh karena itu jika ingin berhasil harus menjadi remaja yang takut akan Tuhan dan menjadikan ajang perkemahan ini nsebagai saran untuk melatih diri agar menjadi mandiri dan menyerap materi-materi yang diberikan sebagai bekal untuk menjadi pengikut Kristus yang baik.
Selanjutnya dalam laporannya, Ketua Panitia Pelaksana Hanny Pajouw, SE Ak, menyatakan bahwa peserta perkemahan remaja ini sekitar 5000an orang yang datang dari sekitar 200an jemaat GMIM. Dalam persiapan yang singkat Ketua Panitia yang merupakan Penatua Pria Kaum Bapa berusaha maksimal karena menyadari bahwa kegiatan remaja dalam bergereja juga menjadi tanggung jawab dari Pria Kaum Bapa, teribosan yang dilakukan oleh panitia antara lain adalah bekerjasama dengan PT Jasaraharja untuk mengasuransikan setiap peserta perkemahan sehingga jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan maka hal tersebut trelah diasuransikan, selanjutnya panitia juga bekerjasama dengan Hypermart melakukan bazar di lokasi perkemahan sehingga peserta tidak perlu keluar lokasi untuk membeli kebutuhannya.
Dalam sambutannya Gubernur Sulawesi Utara mengingatkan bahwa remaja adalah tulang punggung daerah dan negara, menjadi tumpuan gereja dan masyarakat nantinya, untuk itu perlu usaha dan dan upaya yang keras agar kedepan nantinya bisa berhasil dan menjadi pemimpin sehingga menjadi kebanggaan semua, baik keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Sarundajang menekankan bahwa jika ingin berhasil manusia harus mampu mempunyai 3 kecerdasan yaitu Kecerdasan Intelektual, yang muncul sejak abad ke 13, dimana manusia mampu menciptakan berbagai macam alat, sarana prasarana yang digunakan saat ini, namun jika dipergunakan salah kecerdasan ini akan mampu merusak manusia, lingkungan dan dunia, bahkan mengakibatkan peperangan yang memakan korban jiwa yang besar dan lain-lain, ternyata manusia tidak cukup hanya mempunyai kecerdasan intelektual tetapi juga harus memiliki kecerdasan emosional, yaitu kecerdasan yang mampu mengatur keseimbangan manusia, bagaimana seseorang mengatur tutur kata dan tingkah laku, bagaimana hidup bertoleransi dan bagaimana hidup bergaul dengan bangsa lain adalah bagian dari kecerdasan emosional, Sarundajang menekankan bahwa apabila seseorang mampu mempunyai kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosianal maka biasanya orang itu akan memperoleh sukses dalam hidupnya. Namun inipun tidak cukup, sehingga muncul kecerdasan baru yaitu Kecerdasan spiritual yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti dan menerima makna pada apa yang dihadapi dalam kehidupan,sehingga seseorang akan memiliki fleksibilitas dalam menghadapi persoalan di masyarakat, ciri-ciri orang ini adalah sangat berempati dengan orang lain, menghargai orang lain, menganggap bahwa semua manusia ciptaan Tuhan adalah sama, suka membantu dan suka melindungi.
“Kita harus mampu berbuat, mampu menjawab mau jadi apa kita nanti, dan mampu menjadi manusia yang berkarakter, karena jika tidak berkarakter maka kita akan kehilangan segala-galanya” pungkas Sarundajang.