MANADO, Kawanuapost.com – Ketua Barisan Militan Olly Dondokambey (BM-OD) Robby Dondokambey menghimbau kepada masyarakat di Sulut agar tidak percaya dan jangan melayani manuver jabatan dan proyek ataupun iming-iming materi oleh oknum mengaku orang dekat Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut. Menurutnya, manuver sejumlah oknum dengan mencatut nama Gubernur dan Wakil Gubernur telah meresahkan dan merugikan nama baik Olly Dondokambey dan Steven Kandouw, Kamis (19/05).
“Mereka mengaku tim sukses OD-SK, dengan meminta uang panjar (fee) modusnya bisa mengatur jabatan pemerintahan dan proyek. Ini penipuan”, tandasnya. Dirinya bahkan membeberkan fakta, ada oknum berinisial LR telah menjual nama gubernur untuk urusan melepaskan barang di Instansi Bea Cukai beberapa waktu lalu. ” Oknun tersebut bilang ini perintah gubernur untuk melepaskan barang yabg ditahan bea cukai. Ini lebih gila lagi”, tegasnya geram.
Dondokambey menambahkan perilaku sejumlah oknum tersebut telah mencemarkan pemerintah provinsi Sulawesi Utara dan nama baik keluarga besar Dondokambey. Nama baik wakil gubernur juga dijual guna mendapatkan proyek disejumlah SKPD, seperti di Dinas Pekerjaan Umum. Mereka juga mengaku bisa mengatur susunan nama direksi di Bank Sulut, bahkan meminjam mobil dinas Bank Sulut serta meminta sejumlah fee untuk dapat mengatur jabatan di direksi.
Dondokambey menyayangkan situasi ini pun dimanfaatkan oleh para kepala dinas dengan mengelabui para kontraktor yang akan ikut tender proyek. Mereka bilang paket proyek milik Gubernur dan Wakil Gubernur,a�? ungkapnya. Dondokambey menuturkan, Gubernur pernah memanggil seorang pejabat kepala dinas, kepala badan dan kepala balai dan mengancam akan mengganti karena dinilai ikut mencatut nama Gubernur. “Pak Gubernur sudah tahu pejabat yang dinilai ikuy bermain proyeka�?, ucapnya.
Sementara pengamat politik dan pemerintahan Ferry Liando mengatakan, pernyataan tegas Robby Dondokambey, kakak kandung gubernur Olly memberi angin segar bagi pemerintahan Sulut. Ia menilai sejak dilantik Februari lalu situasi pemerintahan a�?belum normala�? yang akhirnya dimanfaatkan para oknum. “Para oknum sengaja mengakses foto-foto dengan gubernur dan wakil gubernur di media sosial dengan maksud mempertontonkan kepada pejabat dan masyarakat bahwa dia orang dekat Gubernur,a�? katanya.
Lulusan Universitas Samratulangi ini mengungkapkan, waktu enam bulan sejak Februari hingga Agustus adalah periode waktu a�?abu abua�? dalam pemerintahan. Ini memberi peluang oknum dan pejabat a�?bermaina�? mendapatkan jabatan dan proyek. Liando mengibaratkan periode waktu abu abu adalah a�?cermin raksasaa�? atau perangkap dari Gubernur mengetahui lebih jelas dan kongkrit siapa yang profesional, siapa pendukung siapa, pendukung setia dan siapa yang benar benar teman.
“Saya sangat yakin pak gubernur dan Wagub tengah melakukan penilaian itu, untuk dijadikan modal dalam membangun Sulawesi utra,a�? katanya. Liando juga menyesalkan para bupati dan wakil Bupati dan walikota juga turut bermain a�?memaksakana�? pejabat daerah menjadi pejabat provinsi. Ada Bupati secara terang terangan di media massa berani menjanjikan dan menjamin kepada sang pejabat daerah menjadi pejabat provinsi.
Dirinya menilai pernyataan sang bupati tidak beretika, seolah Bupati dapat mengatur (mendikte) Gubernur. Menurutnya hal menentukan pejabat berada sepenuhnya di tangan Gubernur. Pak Olly yang telah beberapa kali mengingatkan kepada aparatnya dengan slogan a�?jangan lewat jendelaa�?. Oleh karena itu, para pejabat menahan diri sambil bekerja berdasarkan bidang secara profesional dan peka terhadap kebutuhan masyarakat, bukan cari muka terus”, ujar Liando.(*)