JAKARTA, Kawanuapost.com – Upacara pengibaran dan penurunan bendera merah putih di HUT ke-69 dilakukan oleh sebanyak 68 orang putra-putri terbaik dari 33 provinsi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, hanya lima orang yang akhirnya terpilih masuk dalam Tim Melati yang menjadi tim utama petugas pengibar bendera.
Petugas pertama yang masuk dalam Tim Melati adalah Hafidh Kama Rauuf dari Provinsi Kepulauan Riau. Siswa keliharan Batam, 1 September 1997 ini merupakan komandan kelompok pasukan 17 (Danpok 17). Hafidh menempuh pendidikan di SMAN 3 Batam.
Siswa kedua yang beruntung adalah Irfan Mujahar Sondani yang berasal dari Provinsi Lampung. Siswa dengan tinggi 178 cm dan bertindak sebagai Danpok 8 itu menempuh pendidikan di SMAN 2 Bandar Lampung.
Sebagai penarik tali bendera, akan tampil siswa dari SMAN 3 Yogyakarta bernama Cahyahadi Laksanto Rasyidi. Siswa kelahiran Sleman, 13 Mei 1997 ini berasal dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Petugas pembentang bendera adalah Fadlullah Arofah dari Provinsi Nusa Tenggara Barat. Siswa dengan tinggi 175 cm itu lahir di Taliwang, 6 April 1998 dan menempuh pendidikan SMK Negeri 1 Taliwang.
Sementara pembawa baki akan ditugaskan kepada Juana Gita Medinnas Janis dari Provinsi Sulawesi Utara. Siswi yang lahir di Tomohon, 20 Juni 1998 itu menempuh pendidikan di SMAN 1 Tahuna.
Suasana sepi terlihat di Kota Tahuna, Ibukota Kabupaten Sangihe saat penayangan siaran langsung Upacara Detik-detik Proklamasi dan Pengibaran Bendera Memperingati HUT ke-69 Kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka Jakarta, Minggu (17/8) pagi.
Sepinya suasana disebabkan banyak warga memilih menonton siaran langsung TV yang memperlihatkan aksi gemilang nan sukses puteri asal daerah itu, yakni Juana Gita Medinnas. Yah, pelajar berprestasi asal SMAN Negeri 1 Tahuna itu mendapat kepercayaan bangsa ini untuk membawa baki berisikan duplikat bendera pusaka Merah Putih yang diterimanya dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk dikibarkan dalam perayaan di Istana Merdeka saat itu.
Berdasarkan pemantauan di Kota Tahuna, kerumunan warga di beberapa kawasan seperti restoran atau rumah penduduk, termasuk rumah keluarga Juana, mulai terdengar riuh bercakap bangga bahkan bertepuk tangan, sejak Juana yang disorot kamera mulai bergerak bersama pasukan Paskibraka dan TNI Polri menuju ke podium utama tempat Presiden SBY bertindak sebagai Inspektur Upacara saat itu.
‘’Torang bangga dan sulit menahan tangis haru. Terimakasih Pak SBY so perhatikan prestasi dan berikan kesempatan anak-anak di perbatasan berprestasi seperti ini,’’ tutur Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tahuna Marlina Lahengko, ditemui terpisah. Wajah Ibu Marlina tampak haru dan bangga menyaksikan aksi Juana saat itu. ‘’Ini kiranya memotivasi semua generasi muda di Sangihe bahkan Sulut untuk berprestasi,’’ kata Marlina. (ferry/okz/mym)