MANADO, Kawanuapost.com – Kegiatan Sulut Banking Expo 2014 yang dimulai sejak Rabu 3 September di lokasi Manado Town Square, akhirnya resmi dibuka Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI Bayu Krisnamurthi, Kamis (4/9) malam. Iven tahunan Bank Indonesia inidiikuti oleh seluruh dunia perbankan, lembaga keuangan bukan bank, UMKM Binaan Perbankan, dan UMKM lembaga agama serta UMKM binaan Bank Indonesia Sulawesi, Maluku dan Papua.
Luctor Tapiheru selaku Kepala BI Perwakilan Sulut di hadapan Wamen Krisnamurthi menjelaskan Pertumbuhan Ekonomi (PE) Sulawesi Utara beberapa tahun terakhir menunjukkan angka yang menggembirakan. Bank Indonesia mencatat, Pertumbuhan Ekonomi daerah ini rata-rata berada di atas Pertumbuhan Ekonomi Nasional yakni 7,45 persen (yoy) dibanding 5,78 persen (yoy).
Untuk Kwartal III tahun 2014, BI memprediksi Pertumbuhan Ekonomi Sulut diperkirakan berada pada kisaran 7,54 persen (yoy) dan inflasi diperkirakan relatif terkendali dan berada di kisaran 3,83 persen (yoy).
“Sektor perbankan di Sulut memperlihatkan geliat positif,” ucap Tapiheru. Bayangkan saja,Total kredit yang disalurkan perbankan sampai Juli 2014 adalah sekitar Rp 25,17 triliun. Sedangkan total DPK sebesar Rp 19,1 triliun.
Tentunya, angka-angka ini menunjukkan peningkatan, jika dibanding dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya yakni masing-masing kredit sebesar 10,09 persen (yoy) dan DPK sebesar 7,62 persen (yoy).
Peningkatan tersebut, seiring dengan data pertumbuhan sektor UMKM yang terus menunjukkan trend meningkat. Berdasarkan data pada Dinas Koperasi dan UMKM Sulut, tercatat bahwa total UMKM dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan rata-rata sebesar 14,34 persen per tahun.
“Untuk posisi Maret 2014, total UMKM Sulut berjumlah 78.550 UMKM dengan jumlah tenaga kerja sebesar 186.424 orang dan total aset mencapai Rp 5,73 triliun,” tandas Tapiheru.
Sementara, Wamen Krisnamurthi meminta pihak perbankan untuk membatasi kredit yang bersifat konsumtif. “Perbankan tidak hanya menyalurkan kredit untuk membangun dirinya, tetapi juga perlu melihat seberapa penting kredit yang disalurkan kepada pelaku usaha, terlebih yang hanya bersifat konsumtif. Ini harus dibatasi,” ujar Wamen.
Wamen menilai, program perbankan terkait pemberian kredit untuk dunia usaha memang sangat membantu. Untuk itu, Wamen berharap program pemberian kredit dapat dilakukan sesuai peruntukkannya.
Wakil Gubernur Djouhari Kansil atas nama pemerintah daerah memberi apresiasi positif terhadap berbagai program dunia perbankan dalam membantu dan memperlancar dunia usaha di daerah, melalui pemberian fasilitas kredit dengan bunga yang dinilai masih pada tingkat kewajaran dan membantu masyarakat.
“Untuk itu, kami selaku pemerintah mengajak kepada perbankan di daerah ini untuk terus memberikan kemudahan kepada para pelaku usaha, terlebih UMKM,” tandas Wagub Kansil saat pembukaan Sulut Banking Expo 2014. (ferry assah)