MANADO,Kawanuapost.com – General Manager Pertamina Gheotermal (PGE) Areal Lahendong Eko Agung Bramantyo, mengadu ke Gubernur Sulut DR SH Sarundajang terkait dilematisme situasi yang karena akan menghentikan aktivitas Pertamina PGE akibat tekanan demo warga Kasuratan di wilayah itu. Apalagi keputusan ekstrim itu disadari sangat berisiko karena akan mengakibatkan terhentinya suplai uap ke pembangkit listrik PLTU milik PLN di Lahendong. Akibatnya, sudah dipastikan serentak akan terjadi pemadaman aliran listrik total di area Manado, Minahasa dan Bitung.
Berdasarkan pemantauan myManado pada Selasa (16/9) pagi, Eko Agung terlihat didampingi sejumlah petinggi PGE saat bertandang di rumah dinas (rudis) Gubernur di kawasan Bumi Beringin. Baik saat tiba maupun ketika akan meninggalkan rudis, Eko Agung tampak buru-buru dan terkesan menghindari kejaran wartawan. Bahkan, saat hendak dikonfirmasi myManado perihal detail pertemuannya dengan SHS –sapaan akrab Sarundajang, Eko Agung yang dicegat saat akan menaiki kendaraan dinasnya meninggalkan kawasan Bumi Beringin hanya menjawab singkat bahwa pertemuannya dengan SHS terkait keputusan pihaknya dengan terpaksa menghentikan aktivitas PGE di Lahendong.
Menurut Agung, pihak perusahaan terpaksa menghentikan aktivitas, disebabkan masyarakat sekitar meminta agar aktivitas Geothermal Panas Bumi Lahendong dihentikan. “Masyarakat yang minta untuk menghentikan, maka sejak tadi malam, semua aktivitas perusahaan sudah dihentikan,” ujar Agung sambil berlalu secara tergesa-gesa menuju kendaraan. “Kami terus melakukan komunikasi dengan pemerintah daerah terkait masalah ini,” ucapnya.
Setelah menghadap dan melaporkan kondisi tersebut pada Gubernur, Agung mengaku akan bertandang ke Mapolda Sulut.
SHS yang ditemui terpisah myManado menyayangkan langkah Pertamina PGE yang akan menghentikan aktivitas dan mengakibatkan terhentinya suplai uap ke PLTU Lahendong milik PLN. Menurut orang nomor satu di daerah ini, pemerintah juga akan ikut memberikan perhatian terhadap kondisi yang terjadi saat ini.
“Kita akan turut menyelesaikan persoalan ini. Kalau tidak, mati samua torang pe listrik. Ini fatal,” ujar Sarundajang seraya menambahkan bahwa baik pemerintah, pihak Geothermal maupun masyarakat akan secara bersama-sama menyelesaikan persoalan tersebut.
“Apalagi, itu adalah obyek vital nasional,” ucapnya.
Akan tetapi, gubernur Sarundajang menegaskan agar pihak perusahaan dapat menyelesaikan hak-hak masyarakat sekitar, seperti masalah ganti rugi tanah warga. (Ferry Assa)
Sumber Berita: www.mymanado.com http://mymanado.com/berita-pertamina-gheotermal-mengadu-ke-shs.html#ixzz3DWmuu3Co