MANADO, Kawanuapost.com – PT PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo terus berupaya memperbaiki sistem layanan listrik bagi konsumen di daerah ini. Buktinya, Selasa (18/11) keinginan pihak DPRD Sulut untuk melihat dari dekat bagaimana operasional mesin pembangkit, direspon PLN dengan mengantar para wakil rakyat dari Komisi III ke PLTU Amurang.
Rombongan Komisi III DPRD Sulut dipimpin Andrei Angouw, sementara dari pihak PT PLN, dipimpin Manager Pembangkitan Mangapul Marbun. Setibanya di lokasi, para legislator Sulut ini mendapat informasi seputar kondisi PLTU Amurang oleh Manager Pembangkitan. Seusai mendapat informasi, Komisi III bersama pihak PLN kemudian melihat langsung mesin pembangkit buatan Cina.
Legislator Amir Liputo dan Frangky Wongkar juga berharap agar kondisi mesin yang dikeluhkan dan menjadi pangkal persoalan kurangnya daya listrik, dan ketersediaan tenaga kerja lokal, dapat diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh PLN.
Ketua Komisi III DPRD Sulut Andrei Angouw mengatakan, pihak PLN akan terus berupaya memperbaiki daya listrik di daerah bahkan PLN terus membangun unit lain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan industri. “Kita, Komisi III terus memberi perhatian terhadap persoalan yang dihadapi, termasuk memberi dukungan pada upaya kinerja PLN untuk menambah daya bagi pelanggan umum, termasuk industri,” ujar Angouw.
Untuk saat ini, kata Andre kebutuhan listrik oleh pelanggan umum masih bisa dipasok daya dari PLTA Tanggari. Bilamana unit 2 PLTU Amurang beroperasi secara maksimal, maka kebutuhan industri pun bisa dipasok.
Manager Pembangkitan PT PLN Wilayah Suluttenggo Marbun mengatakan, kunjungan para legislator Komisi III ke lokasi sangatlah penting agar kondisi pembangkit bisa dilihat dan diketahui mereka. “Dan apa yang disampaikan Komisi III, akan menjadi bahan masukan bagi kami PLN,” ujar Marbun.
Sementara Manager Unit PLTU Amurang Harjanto menjelaskan bahwa PLTU 2 Sulut Amurang ini memproduk daya listrik sebesar 2×25 MW. PLTU 2 Sulut Amurang yang terletak desa Tawaang, Tenga, Kabupaten Minsel, mulai dibangun pada 2007 dengan tujuan memenuhi kebutuhan listrik dua wilayah yakni Sulut dan Gorontalo. PLTU Amurang ini, kata Harjanto merupakan diversifikasi pembangkit non BBM pada program percepatan 10 ribu MW untuk tahap I.
Seperti diketahui, proyek pembangunan PLTU Amurang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya. Operasionalnya diserahkan ke PLN Wilayah untuk unit 1 pada 26 November 2012, dan unit 2 pada 15 Oktober 2012. Unit I sinkron pada 30 Juni 2011 dan unit 2 pada 30 Desember 2011. PLTU ini menggunakan batubara jenis LRC (low rank coal) dengan konsumsi batubara sebanyak 267.840 ton/tahun. Potensi hemat BBM sekira 82.782 kilo liter (kl) atau setara sekira Rp 892 milyar/tahun. Sementara mesin manufacturenya jenis Qingdao Jieneng steam turbin. Daya bangkit untuk memproduksi listrik yakni 25 MW.
Komisi III yang turun ke lokasi PLTU Amurang diantaranya Andre Angouw, Amir Liputo, Frangky Wongkar, Bart Senduk dan Edwin Lontoh. (Ferry assah)