Kenaikan Jumlah Wisatawan dan Belanja Turis Indonesia Mendorong Pertumbuhan Pariwisata Singapura pada 2018

20190328_180504

 

MANADO, Kawanuapost.com – Industri Pariwisata Singapura kembali mengalami pencapaian yang luar biasa pada 2018 dengan terciptanya rekor baru dalam jumlah

devisa pariwisata (tourism receipt) maupun kunjungan wisatawan (visitor arrivals) selama tiga tahun berturut-turut. Kinerja positif terjadi pada sektor utama industri
pariwisata yaitu BTMICE1, Perhotelan, dan Kapal Pesiar.

Demikian yang disampaikan Mohamed Firhan Abdul Salam dari Singapore Tourism Board melalui rilis yang diterima MediaManado.com dan saat percakapan di hotel Four Points Manado, Kamis (28/03/2019) siang.

Dalam rilis disebutkan, Devisa pariwisata Negara Sungapura tumbuh 1,0% menjadi S$27,1 miliar, terutama berkat pertumbuhan kunjungan wisatawan dari hampir seluruh 15 negara utama penyumbang wisatawan ke Singapura dan juga belanja yang lebih tinggi oleh wisatawan dari lima pasar utama penyumbang devisa pariwisata.

Rekor pertumbuhan jumlah wisatawan dari delapan negara mendorong kenaikan jumlah kunjungan wisatawan sebesar 6,2% menjadi 18,5 juta.

Chief Executive Singapore Tourism Board (STB) Keith Tan mengatakan, “Kami sangat senang bahwa sektor pariwisata Singapura berkinerja baik meskipun ada sejumlah ketidakpastian ekonomi. Kami beruntung berkat dampak positif dari sejumlah faktor seperti masih kuatnya pasar perjalanan Asia Pasifik, meningkatnya konektivitas penerbangan ke Singapura, dan digelarnya berbagai ajang penting. Ikut menggembirakan kami juga, bahwa upaya pemasaran dan kolaborasi dengan mitra industri akhirnya membuahkan hasil.”

Indonesia tetap menjadi pasar terbesar kedua
dari Januari sampai September 2018, devisa pariwisata dari wisatawan Indonesia tumbuh 8% dan melampaui pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan Indonesia
yang mencapai 2%.

Hal ini membuat posisi Indonesia tetap bertahan sebagai penyumbang devisa pariwisata terbesar kedua setelah China. Di antara lebih dari 3 juta wisatawan Indonesia yang datang ke Singapura, jumlah kunjungan wisatawan yang berasal dari kota-kota di luar Jakarta mengalami pertumbuhan lebih pesat dibandingkan yang dari Jakarta.

Tren seperti ini sesuai dengan pertumbuhan kelas menengah serta kenaikan jumlah perjalanan ke luar negeri dari seluruh wilayah Indonesia.

“Pasar Indonesia masih tetap kuat di 2018 di tengah nilai tukar rupiah yang sempat bergejolak. Meskipun mata uang rupiah melemah, namun kami senang dengan masih  tumbuhnya belanja para wisatawan Indonesia. Ini sesuai dengan strategi kami dalam mengejar Pariwisata Berkualitas dan menegaskan kembali tentang masih kuatnya daya tarik Singapura sebagai salah satu tujuan utama perjalanan luar negeri bagi warga Indonesia. Fokus kami dalam mendorong pertumbuhan wisatawan dari luar Jakarta juga membuahkan hasil, terutama dengan keputusan untuk membuka kantor regional STB kedua di Surabaya pada Oktober 2017,” kata Mohamed Firhan, Direktur Area STB untuk Indonesia.

Selain itu, jumlah penumpang kapal pesiar dari Indonesia juga memberi kontribusi signifikan pada pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan secara keseluruhan.

Dengan tersedianya rencana perjalanan kapal pesiar selama setahun penuh dan semakin banyaknya kapal pesiar dengan kapasitas lebih besar yang singgah di Singapura, jumlah penumpang dari Indonesia pada 2018 bisa mengalami kenaikan 69% dibandingkan tahun sebelumnya.

Lonjakan terjadi baik di segmen pesiar rekreasi
maupun kelompok korporat yang menyelenggarakan Pertemuan dan program Insentif di kapal pesiar.

STB Indonesia juga telah berupaya memasarkan Singapura sebagai tujuan wisata yang ramah bagi Muslim. Pada 2018, Singapura telah dinobatkan sebagai tujuan wisata paling ramah Muslim di antara negara-negara non-Muslim lainnya oleh Mastercard-Crescent Rating Global Muslim Travel Index.

Ini adalah gelar keempat kalinya secara berturut-turut. Aspek utama yang sangat diperhatikan oleh pelancong Muslim adalah lingkungan yang aman, ragam pilihan makanan halal, dan kemudahan akses tempat ibadah yang semuanya ada di Singapura.

“Kami telah menghasilkan kemajuan yang baik melalui kemitraan pemasaran kreatif bersama jenama Muslim seperti Zoya, dan tahun lalu mendukung program Hijab Hunt oleh Sunsilk bersama Detik.com. Kami akan terus berupaya untuk meningkatkan jalinan komunikasi dan
menjangkau secara lebih efektif kalangan pelancong Muslim dari Indonesia,” Firhan menambahkan.

Kemitraan strategis antara STB dan afiliasinya di Indonesia merupakan hal yang krusial untuk menjamin kesuksesan kampanye pariwisata global Passion Made Possible (PMP) Singapura. Tahun 2018 lalu STB bermitra dengan Urban Sneakers Society dalam menampilkan merek-merek streetwear terkemuka Singapura yang menyasar kalangan milenial dan golongan Socialiser Passion Tribes di Jakarta.

STB bersama Kumparan juga merampungkan serial web romantis untuk memperkuat jenama PMP. Mungkin inilah pertama kalinya serial web di Indonesia disponsori oleh
lembaga pariwisata nasional. Respons yang sangat baik terhadap serial web tersebut membantu STB dalam menjangkau audiens di Indonesia melalui konten yang menarik secara emosional.

Proyeksi dan Prediksi 2019 Untuk 2019, STB memperkirakan devisa pariwisata yang diraih di kisaran S$27,3 hingga S$27,9 miliar (tumbuh +1 sampai +3%) dan jumlah kunjungan wisatawan internasional antara 18,7 sampai 19,2 juta (tumbuh +1 sampai +4%).

Tantangan di depan antara lain volatilitas politik dan ekonomi global, persaingan pariwisata yang lebih ketat di Kawasan. Meski demikian, STB tetap optimistis dan mengharapkan pertumbuhan sektor pariwisata terutama dari negara-negara yang selama ini menjadi asal utama wisatawan ke Singapura.

STB akan terus mengembangkan sektor pariwisata – dengan penawaran baru dan konsep yang disegarkan – untuk memastikan Singapura tetap sebagai tujuan wisata
yang menarik.

Misalnya, sebagai bagian dari tiga tahun kemitraan global STB dengan William Reed Business Media, fokus utama yang diangkat adalah lanskap restoran dan bar melalui lima ajang 50 Best di Singapura.

Pemain restoran dan bar lokal bisa memanfaatkan ajang ini untuk menangkap peluang bisnis dan pengembangan talenta.

Jewel Changi Airport sedang dikembangkan sebagai kompleks gaya hidup multiguna (terdapat atraksi, belanja, kuliner, akomodasi dan fasilitas penerbangan).

Di dalamnya ada air terjun indoor terbesar di dunia dan Forest Valley, taman indoor setinggi lima tingkat, dan Canopy Park yang juga akan dibuka pada April 2019.

“Untuk pasar Indonesia, kami akan berupaya menjaga pertumbuhan yang kuat dari belanja wisatawan dengan pertumbuhan yang cukup dari sisi jumlah kunjungan wisatawan. Bandara Jewel Changi yang segera dibaru dan Design Orchard yang baru dibuka pada Januari 2019 berupa kawasan belanja yang menampilkan lebih dari 60 merek lokal merupakan modal bagi kami untuk semakin mendorong devisa dari belanja wisatawan. Memanfaatkan pertumbuhan olahraga Esport, mempromosikan beragam paket tur jalan kaki, dan kerja sama dengan pemain e-commerce merupakan fokus lain yang juga kami kejar demi tercapainya Pariwisata Berkualitas,” kata Firhan. (*)

Tinggalkan Balasan